Kisah Fiki Naki & Tugba Kiara Buat Baper, Tidakkah Para Fans Curiga Jika Itu Konten Asmara Saja?
![header img](https://img.inews.co.id/media/600/files/networks/2022/08/06/07a40_tugba.jpeg)
SELAMA FIKi di Turki, berapa ribu fans yang mendaraskan doa agar hubungannya dengan Tugba berkembang sampai ke pernikahan. Darasan doa-doa itu bahkan seperti zikir, berulang-ulang di tiap kolom komentar video yang diunggah Fiki. Mulai dari harapan agar mereka berpacaran karena kecocokan, permintaan Fiki untuk berani ‘’nembak’’ sampai menghalalkan segera, sampai keyakinan bahwa mereka adalah jodoh yang sudah ditulis Tuhan di buku takdir.
Fans atau netizen berlebihan? Tidak juga. Itu harapan yang wajar-wajar saja.
Fiki sudah terlalu lama diidentikkan sebagai pria yang menjanjikan kebahagiaan.
Dia baik.
Ramah.
Tampan.
Dia juga alim, dan memuliakan perempuan.
Dia juga sangat menyayangi keluarganya.
Fiki sosok yang sempurna di mata lelaki, apalagi di benak kaum hawa.
Dia pun digelari playboy internasional.
Jadi, ketika berbagai perempuan dari berbagai negara bertukar kata mesra, para fans pun terbawa suasana juga harap dan doa, ada salah satu yang menempati sudut hari Fiki. Namun, hari berganti minggu, bulan berganti tahun, pertanda itu tak muncul juga. Dari Azra, Guilia, Milka, Gaeun, Dayana, sampai Ryana.
Netizen sempat berharap Fiki dengan Dayana, tapi hubungan romantis itu malah remuk terburai, berakhir dengan perseteruan dan blokir. Akibatnya, Dayana bahkan kehilangan 500 ribuan follower dari Indonesia.
Lalu, harapan baru muncul pada Guilia, si cantik dan ramah dari Italia. Namun, kemudian juga pupus, karena Guilia merasa fans Fiki terlalu memasuki kehidupan pribadinya, sampai menelpon dia dan keluarganya.
Lalu muncul Gaeun, sama saja.
Ryana yang lincah dan ceria, juga lewat dan cuma memancing tawa.
Fiki tak pernah jelas menunjukkan ke siapa dia membuka rasa.
Nah, ketika netizen dan fans mulai tak berharap itulah, tiba-tiba saja nama Tugba Kiara terhela.
Jangan Lebay
Siapa Tugba? Fans Fiki nyaris belum menghapal namanya. Bahkan, video Fiki dengan Tugba hanya tersemat sekali, dengan durasi yang juga tak lama. Namun, ketika Fiki ke Turki, wanita imut manis sopan jelita inilah yang dia jadikan tujuan dan panduannya.
Maka, info tentang Tugba pun disadap para fans.
Apalagi, Fiki tampak sudah sangat nyaman dengan Tugba, seperti bukan pertemuan kali pertama.
Keduanya seperti sudah punya ikatan.
Gestur mereka pun tak bisa menyembunyikan perasaan nyaman satu sama lain.
Saling goda, saling kerling dan melempar tawa.
Lalu berbagi roti dengan gigitan yang sama.
Fans pun menggelepar-gelepar dan meronta-ronta dengan harap dan doa, ‘’Inilah wanita Fiki, inilah…’’
Apalagi, Fiki memungkasi semua itu dengan satu kalimat, ‘’Ini pacarku, jangan ganggu…’’
Selesailah sudah.
Tapi, ada baiknya euforia itu ditahan saja.
Seharusnya, kegembiraan dan harapan-harapan itu jangan dibuncahkan semua.
Ingat, ini konten. Fiki tengah membuat sajian yang memenuhi horizon pengharapan semua pemirsa. Fiki tengah memuaskan dahaga semua penggemarnya. Fiki tengah berlakon.
Karena itulah, videonya pun dia tampilkan seperti bagian dari drama, yang dibagian akhir selalu memunculkan kejutan baru, untuk memaksa fans menunggu episode berikutnya.
Fiki dan editornya tengah memainkan prinsip sinema, membuat pemirsa berharap lebih dan lebih lagi.
Fiki tengah membesarkan gelombung sabun…
Yang satu saat akan meletus.
Dan itu pasti.
Hanya soal waktu.
Yang di dalam gelembung sabun itu, tak ada apapun selain kekosongan semata.
Apakah salah fans berharap? Tentu tidak.
Tapi ingat, Tugba baru 19 tahun. Fiki baru 22 tahun.
Dan yang utama, mereka baru bertemu.
Bertemu untuk membuat konten bersama.
Mereka dijodohkan oleh kepentingan video, bukan rasa.
Jadi, mari kita nikmati kemesraan manja-manji mereka dengan kesantaian seperti menonton sinema. Dan memuji, karena ‘’akting’’ mereka yang begitu alamiah. Selebihnya, jika pun mereka kemudian jadian, itu efek samping saja jadi kenyamanan karena kedekatan ketika memainkan karakter. Jika pun berjodoh, itu bagian dari proses yang pasti akan masih panjang.
Tapi yang utama, ketika mereka kembali jadi biasa, Fiki balik ke Indonesia, Tugba memasuki kehidupan nyatanya, dan mereka cuma bertegur sapa dalam video saja: kita tak terlalu kecewa. Tak terlalu kecewa.
Editor : zainal arifin