SOLO, iNewsSoloraya.id - Banyak wanita yang mendambakan memiliki wajah yang glowing alias bercahaya sehingga bisa membuat lebih percaya diri, tapi banyak yang tidak sabar dengan proses alias inginnya instan.
Kasus penyakit kulit juga naik dari tahun ke tahun, dan tidak sedikit yang disebabkan karena bahan kimia yang ada dalam kosmetik, salah satunya bahan merkuri.
"Banyak kasus penyakit kulit yang terjadi karena salah penggunaan kosmetik, itu terjadi karena keinginan cantik tanpa memahami aturan pakai kosmetik, tanpa tahu kandungan bahan kosmetik, inginnya efek instan. Padahal dampak buruknya juga cepat. Wajah lebih cepat kering, lebih cepat tua, dan parahnya bisa terkena kanker," ungkap Dr dr Renni Yuniati SpKK FINSDV FAADV, dokter spesialis kulit RS Kariadi Semarang, dalam talk show kulit sehat tanpa obat, di Solo Paragon Mall, Sabtu (18/6).
Dr Renni menyampaikan glowing bisa jadi terkelupasnya jaringan kulit, hingga terlihat mulus dan putih.
Hal tersebut karena dipaksakan melakukan regenerasi yang seharusnya terjadi alamiah sempurna setiap 14 hari.
"Konsumen bingung karena banyak pilihan dan cenderung melihat iklan endorse perempuan cantik yang memang sudah cantik. Ini yang harus diedukasi, bahwa cantik boleh tapi harus sehat," tegas dr Renni yang juga dosen Fakultas Kedokteran UNDIP.
Fenomena lain saat ini banyak remaja putri dan putra yang bermake up atau melakukan perawatan wajah belum waktunya, hal tersebut mempengaruhi kesehatan dan regenerasi kulit. Bahkan menjadi kecanduan, cirinya diketahui saat berhenti menggunakan cream, muka langsung rusak, bisa merah atau bruntusan.
"Kandungan mercuri pada kosmetik memang tidak bisa diketahui kasat mata, harus di cek laborat. Jangan ragu untuk melaporkan BPOM bila melihat indikasi ada merkuri atau bahan berbahaya, indentitas pelapor juga aman," ungkapnya.
Sebagai dokter kulit, Renni prihatin dengan keadaan tersebut, dan ia menaruh harapan masyarakat paham dan teredukasi mengenai kosmetik yang sehat, tanpa Konsumen harus jeli dengan komposisi bahan yang digunakan. Hal tersebut demi keamanan dan kesehatan.
"Ada ratusan bahan alami yang bisa menyehatkan dan membuat kulit jadi cantik. Selama ini saya sudah meneliti sedikitnya 180 bahan, yang kemudian saya wujudkan dalam bentuk kosmetik, Munkos, brand milik saya," ungkap Renni. Jadi Muntira Kosmetik atau Munkos tercipta dari keprihatinannya masih maraknya penyakit yang disebabkan karena kosmetik yang salah.
"Muntira Kosmetik sudah ada sejak 12 tahun lalu. Namun baru resmi berijin dan beredar tahun 2021. Kami pastikan seluruh bahannya alami dan sesuai takaran yang diperbolehkan," imbuh dr Renni yang juga menjabat Humas IDI Jateng.
Muntira Skin Care ada di Kudus, memiliki peralatan kesehatan wajah yang lengkap. Selain penjualan produk di klinik skin care, juga merambah pasar online.
"Produk Muntira ada 49 jenis, saat ini sudah bisa didapat dipasar online. Tidak hanya penjualan eceran, kami juga mulai membuka distributor, reseller dan dropship. Respon masyarakat sangat bagus, ini memacu kami terus mengembangkan bisnis ini secara online," imbuhnya.
Produk Munkos cukup lengkap, mulai dari day cream, serum, facial foam, toner, cleanser, lip cream, lipstik, body whitening, loose powder, juga produk untuk bayi dan produk haji series.
"Yang paling laris adalah baby series dan brightening, untuk produk haji juga banyak digunakan tidak hanya saat jemaah haji tapi juga untuk jemaah umroh," pungkasnya.
PT Munkos membuka peluang usaha bagi masyarakat untuk berbisnis dalam jaringan muntira kosmetik. Pabrik Munkos ada di Kudus, Jawa Tengah.
Untuk menjadi distributor, agen atau reseller bisa menghubungi nomor whatsapp 082138025410, pt.munkos@gmail.com atau akun instagram @pt_munkos. Untuk pemasaran wilayah Solo di Apotik Jamsaren, Solo.
Editor : zainal arifin