SEMARANG, iNewsSoloraya.id - Kosmetik tematik yang mengandung bahan alam menjadi potensi utama untuk back to nature, lebih dari 50 persen masyarakat menginginkan produk dengan bahan alami.
Hal itu disampaikan oleh dosen Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro Semarang, Dr dr Renni Yuniati, SpKK, MH saat ditemui di acara Bimtek Formulasi Produk kosmetik, yang diselenggarakan Ditjen IKMA Kemenperin RI di Hotel Grand Artos Magelang, 27- 30 Juni 2022.
"Kosmetik tematik ini sangat penting dikembangkan karena merupakan warisan bangsa dan berkontribusi meningkatkan perekonomian masyarakat" ujar Renni.
Lebih lanjut, pemilik industri kosmetik PT. Muntira Kosmeditama itu berharap, ke depannya untuk kosmetik Indonesia supaya bisa mendunia memang harus selalu melakukan inovasi, menggunakan kemasan yang degradable dan ramah lingkungan, harga kompetitif, dan produknya mempunyai ketersediaan di pasar yang tinggi.
Saat ini ekspor produk kosmetik di Indonesia mencapai USD 882,6 juta setara Rp13,1 triliun sedangkan impor kosmetik USD 1.272 juta setara Rp18,9 triliun.
Menurut Renni, pengembangan kosmetik tematik atau kosmetik yang identik dengan bahan alam yang terdapat di daerah tersebut misalnya bedak dingin, boreh, dan lulur.
"Semoga kedepannya Indonesia menjadi tuan rumah bagi industri kosmetiknya sendiri dan dapat meningkatkan ekspor ke semua negara. Kita optimis karena sumber alam kita mampu menyediakan semua bahan alami tersebut." kata dokter spesialis kulit itu yang kelihatan lebih muda dari usianya.
Editor : zainal arifin