FIKI NAKI bertemu Tugba Kiara, netizen heboh. Tugba jadi idola baru. Apalagi kemudian, Fiki menambah ‘’bumbu’’ itu, dengan menelpon ibunya saat tengah bersama Tugba. Akibatnya, tafsiran bahwa Tugba-lah calon yang dituju Fiki mendapat afirmasi.
‘’Fiki dan Tugba adalah pasangan yang telah digariskan di buku takdir,’’ begitu komentar netizen. Dan ribuan yang langsung mengaminkan.
Fiki sendiri tampaknya menyadari efek gelembung sabun itu. Tak heran, saat bersama Tugba, dia menanyakan apakah Tugba ‘’memahami’’ konsekuensi dari vlog mereka. Tugba tampaknya sudah siap, dan itu ditunjukkan dengan ketakberjarakan mereka saat bersama.
Namun, di tengah euforia Fiki-Tugba, yang bahkan menjadi trending no 3 Youtube, tersebar kabar tak enak soal mengapa hanya Tugba yang ditemui Fiki. Padahal, di Turki ada juga sosok lain, yang juga jelita, dan terlibat dalam obrolan mesra dengan playboy internasional itu. Ya. sosok Azra Boysak.
Pembelaan Azra
Padahal, Azra sosok yang pernah dijodohkan netizen juga.
Azra juga sangat mengagumi Fiki.
Azra bahkan sangat ingin bertemu Fiki.
Azra juga mengakui, tanpa Fiki, pencapaiannya sebagai youtuber tidak akan pernah seperti sekarang ini.
Bagi Azra, Fiki adalah gurunya.
Juga alasan kegembiraannya.
Dan, dalam obrolan malam yang mesra, banyak hal juga yang telah mereka rencanakan dan janjikan.
Netizen mencatat hal itu semua.
Jadi wajar, ketika Fiki bertandang ke Turki, mereka berharap ada Azra juga yang menanti.
Tapi harapan itu sia-sia.
Tak ada kabar dari Azra, tak ada penjelasan spesifik dari Fiki.
Seakan, perginya Fiki ke Turki, hanya untuk Tugba semata.
Tapi bukan netizen +62 jika tak bersuara. Mereka pun membanjiri Azra dengan banyak tanya, ‘’Kenapa?’’ Dan akhirnya, Azra, sebagaimana dalam videonya, menjelaskan.
‘’Fiki Naki tidak memberi tahu aku tentang hal itu (kedatangan ke Turki). Jadi aku nggak bisa (bertemu) jika dia tidak mau. Jadi ini bukan tentang aku, tapi tentang dia. Baiknya kalian tanya langsung ke dia saja,’’ terang Azra.
Cukup? Jelas?
Tentu tidak.
Netizen meragukan keterangan Azra, dan ramailah komentar menjelaskan semua. Ada yang menerangkan bahwa Fiki, dalam live IG-nya, telah menjelaskan ikhwal kedatangannya. Tapi, karena satu dan dua hal, beberapa temannya di Turki tidak dapat menemuinya. Fiki memang tidak menyebutkan nama. Tapi, di mata fansnya, jelaslah hal itu juga mengacu kepada Azra.
Netizen Bersatu
Maka, ungkapan sombong, tidak sadar diri, tidak mengaca, semua pun muncul. ‘’Dulu dia cari Bang Fiki karena ada maunya saja. Sampai dapat silver. Sekarang, Bang Fiki di Turki, kok dia begitu ya?’’ tulis Yanti Neli.
Ya, memang sejak ber-Ome bersama Fiki, follower Azra membengkak. Ini hal yang biasa. Fiki memang selalu memberi dampak luar biasa bagi teman-temannya, dan netizen +62 terbiasa menjadi follower bagi semua ‘’perempuan’’ Fiki. Akibatnya, Azra pun mendapatkan Silver Play Button. Dan dia mengakui karena jasa Fiki.
Dan hidup Azra kemudian berubah.
Setidaknya begitulah di mata netizen.
Maka, peristiwa ini, apalagi ada komentar Azra ketika live IG, ‘’Tidak mau tahu soal Fiki,’’ makin memanaskan situasi. Dan entah siapa yang mulai, gerakan unfollow pun berkibar.
‘’Setuju banget. Jangan banyak pikir, unfollow dan unsubsciber saja. Tapi jangan ada bully, ayo bersatu netplus 62,’’ komen Suhandi.
Ajakan itu bersambut. Gerakan unfollow Azra tanpa menghujat, terus menderas. ‘’Lagian nih cewek isi instagramnya kalau nggak Korsel ya Jepang. Netizen Indonesia hanya dimanfaatkan,’’ tulis Unnie.
Ternyata, Azra banyak menghapus kontennya yang berhubungan dengan Indonesia. Bahkan beberapa yang terkoneksi dengan Fiki. Hal ini makin menyulut kemarahan. Meski tak kurang-kurang yang menganjurkan agar unfollow senyap saja, tidak perlu komentar atau mem-bully.
‘’Ingat ya Brow, negara kita telah dinyatakan paling ramah sedunia. Jadi jika tidak suka, diam-diam saja unfollow-nya, nggak usah hujat,’’ pinta Papah Pion.
Dan itulah yang kemudian terjadi, operasi senyap untuk unfollow Azra pun dimulai. Dan kita pun menunggu, apa dampaknya kemudian bagi Azra, ketika netizen +62 dan fans Fiki menunjukkan kekuatannya.
Editor : zainal arifin