Solo, InewsSoloraya.id - Pupuk cair organik dari bahan air cucian beras ternyata bisa dimanfaatkan untuk pertanian. Hal ini berhasil dibuktikan oleh Mahasiswa KKN Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo.
Baru-baru ini mereka menggelar sosialisasi cara pembuatan pupuk cair organik berbahan air cucian beras, kepada warga di Desa Tempelrejo, Kecamatan Mondokan, Sragen, Kamis (04/08/2022).
Pembuatan pupuk cair organik ini dilatarbelakangi kesulitan warga Desa Tempelrejo dalam membeli pupuk kimia, seperti pupuk gandasil. Pupuk itu dinilai mahal, padahal desa setempat memiliki potensi pertanian yang baik.
Air cucian beras dipilih sebagai bahan baku pembuatan pupuk karena terjangkau dan belum dimanfaatkan warga desa setempat. Pemilihan bahan baku ini diharapkan bisa mengatasi mahalnya harga dan terbatasnya akses penjualan pupuk di Desa Tempelrejo.
Lewat sosialisasi pembuatan pupuk cair organik dari air cucian beras, mahasiswa juga bermaksud mendorong warga untuk memproduksi pupuk secara mandiri. Pupuk dari air cucian beras ini dianggap sesuai bagi jenis tanaman yang dibudidayakan di Desa Tempelrejo, seperti kacang tanah, jagung dan padi.
Dengan alat dan bahan, seperti EM 4, tetes tebu, air cucian beras dan botol air mineral berukuran 1,5 liter, mahasiswa mendemonstrasikan pembuatan pupuk cair organik itu kepada peserta sosialisasi.
Pembuatannya pun cukup mudah. Pertama, air cucian beras diambil sebanyak 1,5 liter kemudian ditambahkan tetes tebu sebanyak 2 sendok makan dan EM4 sebanyak 20 ml MOL. Setelah diaduk rata, campuran itu dimasukkan ke botol air mineral dan ditutup rapat, sebelum didiamkan selama 6 hari.
Selama didiamkan, tutup botol harus dibuka setiap pagi. Setelah 6 hari, pupuk cair organik itu siap digunakan.
Mahasiswa juga menjelaskan dosis dan cara pemakaian pupuk. Pupuk dapat digunakan dengan 2 cara, yakni sistem semprot 10 ml POC atau 2 sendok makan setiap 1 liter air. Atau cara kedua dengan sistem kocor, menggunakan dosis 50 ml POC/liter air dan dilakukan seminggu sekali.
Warga pun antusias dengan sosialisasi tersebut. Mahasiswa berharap, melalui sosialisasi ini ilmu mereka dapat diimplementasikan dan bermanfaat bagi masyarakat, khususnya dalam bidang pertanian.
Editor : zainal arifin