Sejumlah perempuan mengenakan bra ketat agar menunjang penampilan. Padahal pemakaian bra ketat kurang baik bagi kesehatan. Salah-salah payudara bisa iritasi dan luka-luka jika memakai bra ketat.
Penasaran apa saja bahaya yang mengancam jika kamu mengenakan bra ketat? Berikut ulasannya.
1. Penyumbatan Kelenjar Getah Bening
Pembuluh limfatik pada payudara sangat tipis, mereka dapat dengan mudah dikompresi dengan tekanan minimum konstan dari bra yang ketat.
Tekanan ini bisa menutup katup dan pembuluh limfa sehingga dapat menyebabkan penyumbatan kelanjar getah bening.
2. Payudara Bisa Terluka
Masalah paling umum mengenakan ukuran bra yang salah yakni dapat menyebabkan payudara terluka.
Jika memakai bra yang tidak pas atau terlalu ketat itu juga dapat menyebabkan nyeri dan luka di bawah atau sisi payudara, sehingga menciptakan jaringan parut.
Jaringan parut adalah bagian dari proses penyembuhan luka untuk menggantikan kulit yang luka, ini bisa jadi menggangu bentuk dan penampilan payudara Anda.
3. Kanker Payudara
Penelitian yang dilakukan di Universitas Harvard telah mengaitkan bagaimana penggunaan bra yang terlalu ketat memiliki risiko dengan kanker payudara.
Kondisi ini disebabkan karena pemakai bra ketat dapat mengalami sirkulasi darah yang terbatas dan dapat merusak jaringan getah bening.
Hal ini terutama terjadi pada perempuan yang memakai bra selama lebih dari 12 jam sehari.
4. Sesak Napas
Sering dianggap sepele, sesak napas akibat bra yang terlalu ketat kadang hanya dilihat sebagai ‘pains for fashion’. Memang tidak mematikan, jika memang benar itu penyebabnya.
Namun celakanya, bra terlalu ketat bukan satu-satunya penyebab. Gejala awal serangan jantung juga ditandai dengan sesak napas, dan bisa saja terabaikan karena sudah biasa sesak napas karena bra yang terlalu ketat.
5. Sembelit
Bra yang terlalu ketat, khususnya yang berkawat, akan menekan tulang iga dengan sangat kuat.
Dampaknya, berbagai fungsi organ yang ada di rongga perut akan terganggu, termasuk lambung dan usus. Gangguan tersebut antara lain menyebabkan susah buang air besar (BAB).
Editor : zainal arifin