Pati, iNewsSoloraya.id - Warga Desa Tompomulyo, Kecamatan Batangan, Pati merasa kesal lantaran jalan alternatif Pati-Rembang di wilayah tersebut rusak parah dan tak kunjung mendapat perbaikan. Hal ini pun mendorong mereka menanami jalan tersebut dengan pohon pisang.
Salah satu warga, Kasiyanto (47) mengaku kesal karena jalan alternatif Pantura Pati-Rembang kondisinya parah. Menurutnya kerusakan sudah selama setahun, namun hingga kini belum ada perbaikan.
"Sudah setahun rusak dan belum ada diperbaiki sampai sekarang," kata Kasiyanto, Minggu (5/2/2023).
Kondisi jalan yang sudah rusak semakin diperparah dengan banyaknya kendaraan yang melintas. Pasalnya di Jalur Pantura Pati-Rembang terdapat dua titik yang sedang mengalami perbaikan.
Kondisi jalan kata dia banyak lubang dalam di jalan. Tidak sedikit pemotor terjatuh saat melintas di jalan alternatif tersebut.
"Banyak kendaraan mobil yang melintas sini, ya akhirnya banyak yang rusak, berlubang," ujarnya.
Dia berharap agar jalan tersebut segera diperbaiki. Sehingga tidak menghambat perekonomian warga sekitar. "Harapannya segera diperbaiki, ini jalan ekonomi warga ke pasar, ke sawah," terang dia.
Salah satu pengguna jalan, Heri (45) berharap segera ada perbaikan jalan. Menurutnya jalan tersebut menjadi akses warga menuju ke pusat kota.
"Setiap hari lewat sini, lubangnya dalam-dalam. Harapannya agar segera diperbaiki," kata Heri.
Diwawancarai terpisah Plt Kabid Bina Marga pada Dinas PUPR Pati, Hasto Utomo mengatakan jalan yang rusak tersebut sudah masuk rencana penanganan tahun 2023. Menurutnya perbaikan jalan mendapatkan bantuan dari Provinsi Jawa Tengah senilai Rp 7,5 miliar.
"Jalan Karangrejo-Kuniran lokus di Desa Tompomulyo sudah masuk rencana penanganan 2023 dari anggaran bantuan Provinsi Jateng senilai Rp 7,5 miliar," kata Hasto kepada detikJateng lewat pesan singkat.
"Ini masih tahap perencanaan," lanjut Hasto.
Hasto menerangkan perbaikan sementara akan dilakukan pemeliharaan. "Terkait keluhan masyarakat nanti akan kami urug dulu dengan base course (pemeliharaan) sambil menunggu penanganan permanen berupa pembetonan," pungkas Hasto.
Editor : zainal arifin