get app
inews
Aa Read Next : Meriah! Rangkaian HUT ke-477 Kota Semarang Suguhkan "Semarang Night Carnival"

Amankan Stok Puasa - Lebaran, Pemerintah akan Import 200 Ton Daging

Jum'at, 10 Maret 2023 | 09:11 WIB
header img
Pemerinta akan import daging 200 ton untuk amankan puasa dan lebaran.

Jakarta, iNewsSoloraya.id - Badan Pangan Nasional (Bapanas) menyatakan pemerintah akan impor 200 ton daging sapi dan kerbau menjelang Ramadan dan Lebaran 2023. Dengan rincian yaitu 100 ton untuk daging sapi dan 100 ton untuk daging kerbau. 

Sekretaris Utama Bapanas Sarwo Edhy menyataka bahwa langka ini ditempuh agar menjaga stabilitas pasokan daging sapi dan kerbau pada momentum tersebut. Pasalnya stok awal daging sapi dan kerbau di tahun ini hanya 56.444 ton dengan perkiraan produksi dalam negeri 504.779 ton. 

"Kami melakukan penugasan kepada Bulog dan ID Food untuk melakukan impor menjelang puasa dan Lebaran ini. Untuk Bulog, impor daging kerbau 100 ribu ton, untuk ID Food impor daging sapi 100 ribu ton," katanya dalam Executive Forum Media Indonesia yang tayang secara virtual, Kamis (9/3).

Bapanas mencatat kebutuhan tahunan daging sapi dan kerbau mencapai 815 ribu ton, di mana per bulannya dibutuhkan sebesar 67 ribu ton.

Berdasarkan data tersebut, Sarwo mengatakan neraca kebutuhan daging sapi dan kerbau tahun ini minus sekitar 254 ribu ton, sehingga pemerintah berencana mengimpor 318 ribu ton daging sapi dan kerbau untuk memenuhi kebutuhan tahun ini.

"Kami sudah mengupayakan. Per 6 Maret 2023, harga rata-rata daging sapi nasional Rp134.830 per kg, masih di bawah harga eceran tertinggi (HET) dan cenderung stabil sejak Oktober 2022," jelasnya.

Sementara itu cadangan daging sapi saat ini ada 2.694 ton, yang tersebar 2,45 ton di Bulog dan 2.692 ton, sisanya di ID Food. Sedangkan cadangan daging kerbau ada 13.615 ton yang seluruhnya dimiliki oleh Bulog.

Tidak hanya daging sapi dan kerbau, Bapanas mengatakan pemerintah juga bakal mengimpor kedelai 2,5 juta ton, bawang putih 588 ribu ton, dan gula konsumsi 1,2 juta ton. Sarwo mengatakan komoditas tersebut rawan karena produksi dalam negeri di bawah kebutuhan tahunan.

Editor : zainal arifin

Follow Berita iNews Soloraya di Google News Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut