SEMARANG, iNewsSoloraya.id - Festival Seni Budaya Lintas Agama dan Pawai Ogoh-Ogoh akan digelar kembali di Kota Semarang pada Minggu, 30 April.
Selain sebagai rangkaian kegiatan HUT ke-476 Kota Semarang, festival ini juga sebagai wujud upaya untuk memelihara kerukunan antar umat beragama di ibu kota Provinsi Jawa Tengah.
Parisada Hindu Dharma Indonesia dan Disbudapar Kota Semarang bekerja sama dalam penyelenggaraan pawai dan festival ini.
Kepala Disbudpar Kota Semarang, Wing Wiyarso, mengatakan sekitar 1.300 orang dari berbagai komunitas seni budaya, agama, penghayat, dan komunitas etnis Kota Semarang akan memeriahkan festival ogoh-ogoh ini.
Festival dan pawai akan dimulai pukul 07.00 WIB di Jalan Pemuda dan melintasi rute Jalan Pandanaran hingga berakhir di Simpang Lima.
"Sebanyak 1.300 orang gabungan dari berbagai komunitas seni budaya, agama, penghayat, berbagai komunitas etnis Kota Semarang akan memeriahkan festival ogoh-ogoh ini," ungkap Kepala Disbudpar Kota Semarang, Wing Wiyarso.
Meskipun penyelenggaraan festival Ogoh-Ogoh bukanlah yang pertama kali di Kota Semarang, festival ini telah rutin digelar setiap tahun sejak 2010, namun terhenti akibat pandemi Covid-19. Ogoh-ogoh merupakan simbol dari sifat buruk manusia yang diharapkan dapat ditekan atau dihilangkan. Karya seni patung dari budaya Bali ini menggambarkan kepribadian Bhuta Kala.
Menurut Wing, toleransi di Kota Semarang dikenal sebagai salah satu kekuatan dan kekayaan yang perlu terus dijaga. Kota Semarang telah menerima apresiasi Harmony Award selama tiga kali berturut-turut dan menempati peringkat 7 Kota Toleran tahun 2022 dari Setara Institute.
"Toleransi di Kota Semarang memang telah dikenal sebagai salah satu kekuatan dan kekayaan yang perlu terus dijaga. Hal ini terbukti dengan adanya apresiasi tiga kali berturut-turut dalam Harmony Award dan kota Semarang menduduki peringkat 7 Kota Toleran tahun 2022 dari Setara Institute," terang Wing.
Penyelenggaraan even wisata ini diharapkan dapat menjadi pemantik lahirnya beragam agenda wisata baru dengan melibatkan penggiat seni di Kota Semarang.
Disbudpar Kota Semarang terus mendorong metode pemberdayaan komunitas atau disebut tourism based community guna menarik wisatawan dan menambah keragaman objek wisata di kota Semarang.
Pelibatan komunitas lintas sektor ini menjadi sarana untuk semakin menjaga dan meningkatkan kerukunan antar warga sehingga menjadikan Kota Semarang semakin aman, nyaman, dan kondusif sebagai rumah bersama.
Editor : zainal arifin