Semarang, iNewsSoloraya.id - Universitas PGRI Semarang (UPGRIS) mendukung peningkatan literasi digital masyarakat agar bijak dalam bermedia sosial. Hal itu karena perkembangan dunia digital yang sangat pesat ini seperti pisau bermata dua, bisa berdampak postif dan juga negatif bagi penggunanya.
Rektor UPGRIS, Dr Sri Suciati MHum menyatakan bangga memiliki relawan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) untuk turut memajukan negara Indonesia. Peran dari para relawan ini sangat luar biasa, karena mengawal komunitas digital di Indonesia.
"Kita tahu bahwa berapa banyak anak muda kita yang terpapar penipuan dan judi online. Mereka seperti itu karena tidak memiliki literasi digital yang baik," kata Suciati, pada acara pembukaan Festival TIK 2023 dengan tema "Manunggaling Kawulo Digital" di kampus 4 UPGRIS, Jumat (27/10/2023).
Sri Suciati mengungkapkan, di tahun politik sekarang ini media sosial digunakan oleh oknum-oknum yang tidak bertanggung jawab yang bisa memecah belah persatuan. Untuk itu, perlu adanya filter dalam menerima informasi di media sosial.
"Menjelang pemilu serentak, media sosial dimanfaatkan untuk kepentingan politik orang-orang tidak bertanggung jawab untuk mencapai tujuannya dengan berita hoax dan unsur sara. Maka literasi digital memiliki peran penting," tuturnya.
Dijelaskannya, para pengguna internet harus memiliki 4 pilar digital agar memiliki literasi yang baik yakni skill, culture, atitude dan safety digital.
"Jika pengguna internet memiliki unsur tersebut maka sudah bisa disebut melek digital," katanya.
Pihaknya berharap pengawalan dari para relawan TIK ini bisa menjadi gerakan untuk melawan hoax dan hal negatif di media sosial sehingga tercipta Pemilu yang damai dan membawa manfaat bagi bangsa Indonesia.
Editor : zainal arifin