get app
inews
Aa Read Next : Pemkot Semarang Tetap Gelar Nonton Bareng Perebutan Peringkat Ketiga Piala Asia

Menguasai Stress Urinary Incontinence: Tips Dr. dr. Erwinanto, Sp.OG, Ahli Uroginekologi Semarang

Sabtu, 20 Januari 2024 | 14:01 WIB
header img
Ilustrasi

Stress Urinary Incontinence (SUI) adalah kondisi yang umum terjadi pada wanita, di mana terjadi kebocoran urine saat melakukan aktivitas fisik atau tekanan pada kandung kemih. Meskipun bisa mempengaruhi kualitas hidup, ada beberapa cara yang dapat membantu mengendalikan dan mengurangi gejala SUI. Dalam artikel ini, kami akan membahas secara mendalam tentang SUI, termasuk faktor risiko, penyebab, gejala, serta memberikan tips dan strategi yang efektif untuk mengatasi kondisi ini.

Apa itu Stress Urinary Incontinence?

Stress Urinary Incontinence terjadi ketika tekanan pada kandung kemih melebihi kemampuan otot-otot panggul untuk menahan urine. Hal ini bisa terjadi saat batuk, bersin, tertawa, berlari, atau melakukan aktivitas fisik lainnya. Faktor risiko SUI meliputi kehamilan, melahirkan, menopause, obesitas, dan penuaan. Penyebab utama SUI adalah melemahnya otot-otot panggul, yang dapat terjadi akibat kehamilan dan melahirkan, penurunan kadar hormon estrogen selama menopause, serta faktor-faktor lain seperti obesitas dan merokok.

Gejala Stress Urinary Incontinence:

Gejala SUI meliputi kebocoran urine saat batuk, bersin, tertawa, berlari, atau melakukan aktivitas fisik lainnya. Beberapa wanita juga mungkin mengalami urgensi buang air kecil yang mendadak dan sulit menahan urine saat merasa ingin buang air kecil. Gejala ini dapat mempengaruhi kualitas hidup dan menyebabkan stres, kecemasan, dan rasa malu.

Strategi Mengatasi Stress Urinary Incontinence

1. Latihan Kegel: Latihan Kegel adalah latihan yang melibatkan kontraksi dan relaksasi otot-otot panggul. Latihan ini dapat membantu menguatkan otot-otot panggul, yang pada gilirannya dapat membantu mengendalikan urine. Untuk melakukan latihan Kegel, cukup kontraksikan otot-otot panggul selama beberapa detik, kemudian lepaskan. Ulangi latihan ini beberapa kali dalam sehari untuk melihat hasil yang positif. Penting untuk melakukannya dengan konsistensi dan dalam posisi yang benar.

2. Mengatur Pola Minum: Mengatur pola minum harian dapat membantu mengurangi kebutuhan untuk buang air kecil secara mendadak. Menghindari minuman berkafein dan alkohol, serta minum cukup air untuk menjaga hidrasi yang baik, dapat membantu mengurangi kejadian SUI. Selain itu, menghindari minuman yang berpotensi merangsang kandung kemih seperti minuman berkarbonasi juga bisa membantu. Mengatur jadwal minum yang teratur dan menghindari minum terlalu banyak sebelum tidur juga dapat membantu mengurangi kejadian SUI saat malam hari.

3. Mengelola Berat Badan: Menurunkan berat badan jika berlebihan dapat mengurangi tekanan pada kandung kemih dan mengurangi gejala SUI. Melakukan olahraga secara teratur dan menjaga pola makan yang seimbang dapat membantu mencapai dan menjaga berat badan yang sehat. Konsultasikan dengan dokter atau ahli gizi untuk mendapatkan saran yang tepat mengenai program penurunan berat badan yang aman dan efektif.

4. Menggunakan Penyangga: Menggunakan penyangga vagina atau pessarium adalah salah satu strategi yang bisa membantu menopang kandung kemih dan mencegah kebocoran urine saat melakukan aktivitas fisik. Penyangga ini bisa didapatkan dengan resep dari dokter dan harus digunakan sesuai petunjuk. Penting untuk berkonsultasi dengan dokter untuk memilih penyangga yang sesuai dengan kondisi Anda.

5. Terapi Fisik: Terapi fisik dapat membantu menguatkan otot-otot panggul dan meningkatkan kontrol kandung kemih. Terapis fisik dapat memberikan latihan-latihan khusus yang dapat membantu mengurangi gejala SUI. Terapi ini mungkin melibatkan latihan Kegel, stimulasi elektrik, atau teknik lainnya yang ditujukan untuk memperkuat otot-otot panggul dan meningkatkan kesadaran tubuh.

6. Obat-obatan: Dalam beberapa kasus, dokter mungkin meresepkan obat-obatan tertentu yang dapat membantu mengurangi gejala SUI terutama bila SUI terkait dengan kondisi gangguan berkemih lain yaitu Over Active Bladder (OAB). Obat-obatan ini biasanya bekerja dengan cara menguatkan otot-otot panggul atau mengurangi kepekaan kandung kemih. Penting untuk berkonsultasi dengan dokter sebelum mengonsumsi obat-obatan ini, karena mereka mungkin memiliki efek samping atau interaksi dengan obat-obatan lain yang sedang Anda konsumsi.

7. Prosedur Bedah: Jika gejala SUI sangat parah dan tidak merespons pengobatan konservatif lainnya, dokter mungkin merekomendasikan prosedur bedah. Prosedur ini bertujuan untuk memperbaiki atau memperkuat otot-otot panggul dan jaringan penyangga kandung kemih. Beberapa jenis prosedur bedah yang umum dilakukan untuk mengatasi SUI adalah pemasangan sling uretra, penguatan otot-otot panggul dengan menggunakan jaringan tubuh atau bahan sintetis, atau penggunaan stimulasi saraf.

Stress Urinary Incontinence adalah kondisi yang umum terjadi pada wanita, tetapi dengan langkah-langkah yang tepat, gejalanya dapat dikendalikan dan dikurangi. Dengan melakukan latihan Kegel, mengatur pola minum, mengelola berat badan, menggunakan penyangga, mencari bantuan dari terapis fisik atau dokter, serta menjalani prosedur bedah jika diperlukan, kita dapat mengambil langkah-langkah proaktif untuk mengatasi SUI dan meningkatkan kualitas hidup. Penting untuk diingat bahwa setiap individu mungkin memiliki respons yang berbeda terhadap strategi ini, jadi konsultasikan dengan dokter untuk menentukan langkah terbaik yang sesuai dengan kondisi Anda.

Penulis : Dr. dr. Erwinanto, Sp.OG, Subsp Uroginekologi-Re RSUP dr. Kariadi Semarang

Editor : zainal arifin

Follow Berita iNews Soloraya di Google News Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut