get app
inews
Aa Read Next : Pentas Wayang Kulit "Semar Mbangun Deso", Upaya DPRD Jateng Nguri-Uri Budaya di Kabupaten Boyolali

Fuad Hidayat: Wayang Santri Tak Hanya Menjadi Tontonan, Namun Juga Sebagai Tuntunan

Senin, 08 Agustus 2022 | 15:31 WIB
header img
Wakil Ketua Komisi A DPRD Jateng Fuad Hidayat Menyerahkan Tokoh Wayang Santri Slenteng Kepada Dalang Ki Haryo Enthus Susmono. Foto: iNewsSoloraya

SLAWI, iNewsSoloraya.idDPRD Provinsi Jawa Tengah mendukung penuh kegiatan seni budaya, terlebih lagi pentas kesenian yang sarat dengan makna serta mengandung pesan moral. Wakil Ketua Komisi A DPRD Jateng Fuad Hidayat mengatakan, Wayang Santri tak hanya menjadi tontonan, namun juga sebagai tuntunan, karena nilai-nilai positif yang selalu disebarkan saat penampilan Wayang Santri ini. 

Hal ini terungkap dalam dialog sebelum Pegelaran Wayang Santri di desa lapangan Cempaka, kecamatan Bumijawa, Kabupaten Tegal, Jawa Tengah, Minggu (7/8/22).

“Wayang Santri khas Tegal yang sangat digandrungi masyarakat, selain menghibur juga  bisa menginspirasi. Oleh karenanya, kami bertekad untuk terus mendukung segala kegiatan yang dilakukan para pegiat budaya agar bisa tampil serta dinikmati  masyarakat secara luas" ujar Fuad Hidayat wakil rakyat dari daerah pemilihan Tegal dan Brebes tersebut.

Dialog Media Tradisional Nguri-uri Kebudayaan yang dilanjutkan dengan pentas Wayang Santri yang difasilitasi DPRD Jawa Tengah   itu selain menampilkan pembicara Wakil Ketua Komisi A DPRD Provinsi Jawa tengah Fuad Hidayat, juga menampilkan  Ketua Pusat Kajian Media dan Kebudayaan  Teguh Hadi Prayitno dan Dalang Ki Haryo Enthus Susmono, serta budayawan Tri Wiharjo. Sedangkan moderator  adalah Septi Wulandari yang juga merupakan Produser iNews TV Semarang.

Ketua Pusat Kajian Media dan Kebudayaan, Teguh Hadi Prayitno menilai wayang santri ini adalah salah satu upaya mengampanyekan kepada masyarakat agar mencintai dan menyukai pertunjukan wayang, dan upaya terus melestarikan budaya bangsa. Terlebih lagi sekarang telah ada Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2017 tentang Pemajuan Kebudayaan.

"Undang-undang tersebut membawa semangat baru dalam upaya perlindungan, pengembangan, pemanfaatan dan pembinaan kebudayaan nasional" ujar Teguh yang juga seorang jurnalis senior tersebut.

Senada dengan Teguh, pembicara lainnya Budayawan Tri Wiharjo sangat mengapresiasi upaya yang dilakukan wakil rakyat yang menginisisasi penyelenggaraan Media Tradisional Nguri-Uri Budaya, Khususnya pementasan Wayang Santri.

"Fasilitasi yang dilakukan DPRD Jateng, khususnya Mas Fuad ini bukan hanya melestarikan budaya, tetapi juga menggerakkan roda ekonomi di daerah. Sebagai warga Tegal, saya bangga dan berharap acara yang sangat positif ini terus dikembangkan dan terus dilakukan" ujar Tri Wiharjo.

Dalam dialog tersebut, Ki Haryo Enthus Susmono, menyatakan  bahwa saat ini pihaknya bahkan sudah mulai berinovasi membawa wayang santri ke versi digital. Hal ini sebagai salah satu upaya agar wayang santri semakin diterima oleh kalangan milenial, bahkan oleh masyarakat yang bukan pegiat kebudayaan. 

“Saya harapkan wayang itu bisa dicintai oleh orang-orang di luar pegiat kebudayaan” tuturnya.

Usai dialog, Fuad Hidayat  menyerahkan tokoh Wayang Santri bernama Slenteng kepada sang dalang Ki Haryo Enthus Susmopno, sosok imajinatif yang lucu dan menghibur, yang membuat gelak tawa penonton saat dimainkan oleh sang dalang. Melalui tokoh Slenteng inilah pesan moral dan penyampaikan berbagai program disampaikan secara lugas dengan bahasa dialeg tegalan yang khas. 

Pertunjukan Wayang Santri yang ditonton masyarakat luas di lapangan terbuka desa Cempaka itu, benar-benar menjadi pengobat ridu bagi masyarakat akan hiburan setelah  selama 2 tahun harus menahan diri akibat pandemi Covid-19. Penontot duduk lesehan beralaskan tikar di atas rumput lapangan, sambil menikmati  berbagai lelucon, dan petuah yang mudah dicerna. Serta tidak ketinggalan keseriusan sebagaimana adengan pertunjukan wayang golek yang berkisah tentang dunia pewayangan, yang malam itu mengambil lakon "Bedug Asmara".

"Bedug Asmara" berkisah tentang  Lupit yg diutus menolong Putri Tawangsih yg ditawan di dalam bedug oleh Siluman Garuda Kakra yg ternyata Sang Putri telah mengucap janji jika yg menolong wanita akan dijadikan saudara, jika yg menolong laki laki akan dijadikan suami. Akhirnya Lupit yg berwajah buruk mendapatkan jodoh Putri Tawangsih

Editor : zainal arifin

Follow Berita iNews Soloraya di Google News Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut