Kamu tak akan pernah bisa mengerti apa yang membuatku terus mengemudikan truk. Aku juga tak mengerti, tapi itulah cara hidupku. Masa susah, masa senang, kamu selalu ada. Aku mencintaimu, Sayang, dan aku mencintai anak-anak. Tubuhku sakit, tapi hatiku jauh lebih sakit.
Kamu tak akan hadir saat aku mengakhiri perjalanan ini. Untuk pertama kalinya sejak kita bersama, aku benar-benar sendirian, dan aku takut. Aku sangat membutuhkanmu, dan aku tahu sudah terlambat. Lucu juga ya, tapi yang kumiliki sekarang adalah truk ini. Truk terkutuk ini yang mengatur hidup kita begitu lama. Baja rongsok tempatku hidup selama bertahun-tahun. Tapi truk ini tak dapat membalas cintaku. Hanya kamu yang bisa. Kamu beribu mil jauhnya, tapi aku merasakan dirimu bersamaku di sini. Aku dapat melihat wajahmu dan merasakan cintamu dan aku takut melakukan perjalanan terakhir ini sendirian. Katakanlah pada anak-anak bahwa aku sangat mencintai mereka dan jangan izinkan mereka bekerja sebagai supir truk. Mungkin cuma itu, Manis.
Ya Tuhan, aku betul-betul mencintaimu. Jagalah dirimu dan ingatlah selalu bahwa aku mencintaimu melebihi segala yang ada dalam hidup ini. Aku cuma lupa mengatakannya.
Aku mencintaimu,
Bill
Editor : zainal arifin