Spontan tanpa Setingan
Fiki bercerita, sebenarnya dia ingin mengirimkan saja ponsel itu ke Tugba. Tapi, menyadari resiko mengirimkan barang eletronik, dan ada juga persoalan Imei, Fiki merasa memberikan langsung menjadi hal yang paling efektif. Bagaimana dia memberikannya, itu yang Fiki rencanakan bersama sahabat Tugba, Rumeysa.
‘’Semuanya spontan saja, dan se-random itu aku orangnya. Nggak ingin terlalu banyak setingan. Jadi, gimana nanti memberikan kejutannya, ya aku dari belakang menghampiri mereka, di Pendik,’’ jelas Fiki sembari tertawa. Nakal, memang.
Jadi, selama di Turki, menunggu hari H, dia merahasiakan kehadirannya dari Tugba. Jika pun mereka berkomunikasi, Fiki memberikan ‘’gambaran’’ kehadiran yang jauh, di Jawa Selatan.
‘’Padahal, mana ada Jawa Selatan, ya? Hahaha…’’ katanya, tergelak.
Dengan skenario semacam itulah, dia berharap Tugba mendapatkan kejutan yang sangat menyenangkan. Dan sumber atau pengatur rencana itu adalah Rumeysa, yang akan mengajak Tugba ke Pendik, menyusuri sisi pantai, sebelum Fiki nanti mengagetkannya dengan kehadiran dan hadiah.
Tapi, rencana tidaklah semudah yang dibayangkan. Fiki berkali-kali gagal menghubungi Rumeysa. Pesannya hanya bercentang satu. Dan ketika setelah dua jam terputus koneksi, saat mereka menjanjikan, Fiki justru tersesat. Dari pukul 2 dia di sekitar lokasi, dan berjanji bertemu pukul 3 sore, sampai pukul 4 Fiki belum menemukan tempat di mana Rumeysa dan Tugba menanti.
Editor : zainal arifin