get app
inews
Aa Read Next : Cengkeh, Rempah Asli Indonesia yang Memiliki Segudang Manfaat

4 Empon-Empon Indonesia yang Jarang Dikonsumsi

Kamis, 10 November 2022 | 15:49 WIB
header img
Ilustrasi rempah-rempah. Foto: Pixabay

SEMARANG, iNewsSoloraya.id - Empon-empon atau rempah yang dimiliki oleh Indonesia tidak terhitung jumlah dan manfaatnya, seperti cengkih, kayu manis, bunga lawang dan masih banyak lagi.  

Namun siapa sangka masih ada empon-empon yang belum diketahui bahkan tidak mudah ditemukan. Berikut empon-empon Indonesia yang jarang dikonsumsi, diantaranya: 

1. Andaliman

Andaliman memiliki bentuk bulat bergerombol dan berwarna hijau. Rempah ini sering digunakan dalam  masakan Batak untuk memberikan rasa pedas dengan jejak jeruk nipis. 

Andaliman memang memiliki sedikit rasa jeruk, karena rempah ini termasuk dalam keluarga citrus. Konon, tanaman andaliman tidak bisa hidup lama di luar kawasan Danau Toba.

2. Kemukus 

Berasal dari keluarga yang sama dengan merica, biji kemukus juga memiliki tekstur keras dan berwarna putih. Rempah ini banyak ditemukan di Jawa dan Sumatera. 

Rasanya sangat kuat, dan biasanya digunakan untuk mengurangi aroma anyir atau amis pada masakan. Namun saat ini, kemukus lebih banyak digunakan untuk pengobatan secara herbal.

3. Pulosari

Pulosari merupakan rempah yang berasal dari kulit batang tanaman pulosari. Tanaman pulosari merupakan tanaman merambat yang ditemukan tumbuh liar di hutan-hutan pegunungan. Aromanya perpaduan antara cengkih dengan kayu manis. 

Memiliki rasa yang cukup kuat, Pulosari cocok menjadi aromatik pada masakan semacam kari. Sedangkan untuk pengobatan, pulosari sering digunakan bersama dengan adas.

4. Tai Angin 

Rempah satu ini memiliki nama yang cukup unik dan bahkan dapat membuat masyarakat menjadi salah paham. Namun dibalik nama yang unik, rempah andalan masyarakat Betawi ini rempah utama sayur babanci khas Betawi. Rempah ini baru mengeluarkan aroma khas setelah disangrai dan ditumbuk. 

Tai angin adalah benalu dari bangsa lumut, yang berbentuk benang atau sulur dan berwarna kuning. Benalu ini biasanya tumbuh menggantung pada pohon-pohon di hutan dataran tinggi.

Editor : zainal arifin

Follow Berita iNews Soloraya di Google News Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut