get app
inews
Aa Read Next : Agustina Wilujeng Ajak Relawan Ganjar-Mahfud Waspada Potensi Penggelembungan Suara di TPS

Agustina Wilujeng Puji Kurukulum Merdeka yang Berorientasi pada Kebutuhan Siswa

Minggu, 18 Desember 2022 | 10:48 WIB
header img
Agustina Wilujeng tengah memberi sambutan dalam sosialisasi Kurikulum Merdeka di Setos Hotel, Sabtu (17/12).

SEMARANG, INEWSSOLORAYA.ID - Ada tiga hal yang memiliki peran paling penting dalam pendidikan anak-anak Indonesia, yang pertama sekolah, kedua keluarga, dan ketiga adalah lingkungan.

Hal itu disampaikan Wakil Ketua Komisi X DPR RI Agustina Wilujeng Pramestuti, SS, MM, di sela kegiatan Workshop Pendidikan "Sosialisasi Kurikulum Merdeka dalam Rangka Pemulihan Pembelajaran", yang diadakan di MG Setos, Kota Semarang, Sabtu (17/12/2022).

"Ada tiga hal yang berperan penting dalam pendidikan anak-anak kita yang pertama sekolah tentu saja, nomor dua orang tua, dan yang ketiga adalah lingkungan," katanya. 

Setiap peran itu, diharapkan oleh Agustina Wilujeng harus memiliki peran yang sama. "Setiap peran itu harus sama, sekolah sama pentingnya dengan keluarga, keluarga juga pengaruhnya sama pentingnya dengan lingkungan. Jadi misal di sekolah pendidikannya sudah baik, kurikulumnya sudah sesuai dengan tantangan kebutuhan zaman. Tetapi kalau keluarga dan lingkungan tidak mendukung saat sampai di rumah anak-anak jadi lupa atau malah bingung," jelasnya.

"Jadi kalau tidak sinkron ya susah, maka sinkronasi antara apa yang akan diajarkan dan dibentuk untuk menjadi karakter yang bagaimana? Itu harus melalui kesepakatan tiga pihak ini. Sekolah, orang tua, dan lingkungan. Nah, lingkungan ini yang tidak bisa dikendalikan," tandasnya.

Menurut Agustina Wilujeng, untuk keluarga relatif masih bisa dijalankan dengan cara dijalinnya komukiasi antara sekolah dengan kedua orang tua. "Pun, kadang-kadang hari ini dengan situasi kayak gini orang tua lebih menyerahkan semuanya kepada sekolah dan tidak banyak berperan nah ini yang harus dikomunikasikan," bebernya.

Adanya Kurikulum Merdeka Belajar itu, jelas Agustina Wilujeng menuntut peran yang sangat besar dari orang tua untuk kembali ikut mendidik anaknya. Karena, Kurikulum Merdeka menjadikan siswa sebagai pusat dari pembelajaran.

"Waktu anak-anak itu di sekolah hanya beberapa jam saja, sedangkan waktu lainnya itu lebih banyak bersama keluarga. Maka jika ingin membuat kurikulum baru atau perubahan kurikulum maka orang tua harus diajak serta, jadi kalau ditanya siapa yang paling berperan terhadap pendidikan karakter anak, anak itu menjadi apa dan bagaimana, tentu yang paling berperan adalah orang tua," ungkap politisi PDI Perjuangan tersebut.

Walaupun dalam klasifikasi peran nomor satu sekolah, nomor dua keluarga, dan ketiga lingkungan. "Tetapi waktu yang paling banyak anak-anak itu bersama orang tua," ujarnya.

Acara yang diikuti oleh para kepala sekolah dan guru tingkat SMP se Kota Semarang itu, diselenggarakan oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, dan Riset Teknologi (Kemendikbudristek) bekerjasama dengan DPR RI.

Selaku sebagai pembicara dalam workshop itu Kepala BBGP Jawa Tengah Darmadi MPd, dan pemerhati pendidikan Muhammad Aulia Assyahidin. Workshop itu dimoderatori oleh Yogi Anggraena yang juga merupakan Koordinator Subtansi Kurikulum Kemendikbudristek. 

Acara tersebut dihadiri oleh Kepala Pusat Kurikulum dan Pembelajaran, Drs. Zulfikri Anas, MEd, dan Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Jawa Tengah Dr Uswatun Hasanah, SPd, MPd,.

Editor : zainal arifin

Follow Berita iNews Soloraya di Google News Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut