ini bukan ikatan, karena jangankan dirimu, aku bahkan tak merasa mampu mengikat senyummu.
aku tak ingin menjadi ''kenyataanmu'' yang kau katakan telah menjadi penjara.
aku, meski maya, ingin menjadi keleluasaanmu, udara bersih, hijau kasih, yang membuatmu selalu tersenyum.
di ruang maya ini, ketika kita cukup bahagia berbagi kata dan foto yang menjadi penggalan cerita, pendarkan saja semuanya. mungkin akan menjadi prasasti, yang kelak jika kita kenang, kita mungkin menertawakannya atau menangisinya.
mari Senja, bebaskan saja dirimu. gembira. beria. berlupa. dan jangan takut dosa. bukankah kesempurnaan telah lama tidak lagi menjadi milik kita?
Lang, bagaimana jika rasa maya ini kuinginkan menjadi nyata?
bergeraklah. aku menunggu. karena keterikatan nyata itu berada padamu.
karena kebebasan itu adalah napasku.
berlarilah ke arahku, dan yakinlah, aku akan menangkapmu.
karena seperti kau tahu, rasa yang kita ciptakan dalam abjad ini, telah menjadi nyawa kita. telah lama engkau menjadi vokal, dan aku menjadi konsonannya.
di dalam bahasa, kita bermakna dan bercinta.
tidakkah itu terasa nyata, bagimu?
........
Nja, Senja, kenapa diam?
Editor : zainal arifin