Nah, jika dua cara di artikel sebelumnya masih membuat Anda merasa kurang yakin, atau prosesnya terlalu lama, maka cara berikut ini akan memberi hasil yang instan. Namun, karena instan, tentu saja ada efek yang negatifnya, yakni kenikmatan yang terganggu dan atau berkurang.
Ketiga, teknik stop start
Ini pertolongan pertama yang sangat membantu dan memberi efek instan. Seperti namanya, teknik ini ditempuh ketika Anda mulai merasakan akan ejakulasi saat berhubungan dengan pasangan. Di titik akan ejakiulasi itu, hentikan aktivitas seks, baik itu dorongan atau rangsangan lainnya, dan tarik napas dalam-dalam. Bisa dirasakan dorongan seks masih juga sangat kuat, maka teknik ini biasanya dilanjutkan dengan remasan pada bagian bawah kepala penis. Remasan ini berfungsi untuk secara instan memutus rangsangan seksual yang dapat memicu ejalukasi. Peremasan itu dapat dilakukan oleh diri sendiri atau pasangan, tentu setelah berkomunikasi.
Banyak pakar dan dokter menyarankan langkah ini karena memang cukup efektif. Jika dilakukan berulang, apalagi dengan komunikasi yang intens dengan pasangan, teknik ini akan sangat membantu Anda untuk tahu bagaimana mengendalikan doronngan seksual itu. Kapan berhenti, kapan mulai lagi. Begitu terus, sampai dirasakan cukup untuk melepaskannya….
Namun, karena memerlukan jeda, maka teknik ini membuat Anda dan pasangan harus menghentikan aktivitas seksual sementara. Mungkin 1-3 menit, atau bahkan lebih jika dorongan seksual itu masih sangat tinggi. Nah, penundaan itulah yang jika tanpa komunikasi yang baik, akan mengganggu keharmonisan hubungan seksual. Apalagi, jika mood pasangan sudah terganggu, untuk kembali lagi ke mood terbaik, akan menjadi sulit. Dan seks yang terjeda-jeda, di sisi lain, membuat wanita juga makin sulit untuk mendapatkan orgasmenya.
Apapun itu, teknik ini wajib dicoba sebagai pertolongan, dan jika dilakukan secara serius, maka kelak tidak akan perlu lagi menjedai, karena Anda sudah secara alamiah mampu mengatasi kemenggebuan hasrat.
Keempat, panjangkan foreplay, mulai dengan masturbasi
Seperti teknik ketiga, ini juga cara yang instan. Dan disarankan tidak dilakukan berulang. Memang dokter Larry Gassner mengatakan masturbasi sebelum melakukan aktivitas seksual akan memperpanjang durasi sebelum ejakulasi. Namun, tentu bagi sebagian orang, langkah ini kurang elegan. Juga, masturbasi sebelum intim, jika tidak dikomunikasikan dengan pasangan, akan menjadi masalah sendiri. Banyak kita ketahui, wanita yang melihat pasangannya masturbasi lebih merasa dirinya terhina, karena pasangannya lebih memilih tangan daripada dirinya.
Namun, jika sudah ada komunikasi, maka masturbasi bisa dilakukan oleh pasangan. Bisa saling memasturbasi, dan bagian dari foreplay. Nah, merangsang wanita yang lama, akan membuatnya lebih gampang mendapatkan orgasme dengan durasi penetrasi yang pendek. Ini akan membuat ‘’kerja’’ pria jadi lebih mudah. Apalagi, jika pemanjangan rangsangan itu juga dimulai dengan masturbasi. Karena, pria yang telah masturbasi akan memerlukan waktu lama untuk bangkit dan ejakulasi lagi.
Tapi, saran ini tidak dianjurkan untuk mereka yang sudah cukup usia dan atau renta. Karena pria usia seperti itu butuh waktu yang panjang agar dapat ereksi kembali. Jika rangsangan tidak cukup, bahkan sebagaian pria akan mencukupkan dirinya dengan masturbasi itu saja. Kan jadi masalah.
Karena itu, perlu memanajemen waktu jika memilih metode ini. Mungkin 3-2 jam sebelumnya dilakukan sebelum aktivitas seks yang sebenarnya, sehingga durasi dan keperkasaan dapat bertahan lama.
Sebenarnya ada cara instan lain, yakni menggunakan kondom, atau tisu, yang memang memiliki cairan penunda ejakuasi. Namun, sebagaimana yang kami katakan di atas, cara instan kimiawi semacam itu memiliki efek yang ‘’kurang asik’’. Itulah sebabnya, kami memilihkan empat teknik alamiah, yang sehat, dan bahkan menjadi ‘’seni ranjang’’ tersendiri jika dapat dikomunikasikan dengan pasangan.
Selamat mencoba, selamat memanjangkan durasi, ya?
Editor : zainal arifin
Artikel Terkait