JAKARTA, iNewsSoloraya.id - Ketua Umum Dewan Pengurus Pusat (DPP) Asosiasi Pedagang Pasar Seluruh Indonesia (APPSI), Sudaryono menyebut harga kebutuhan pokok di pasar tradisional berpeluang besar naik. Peningkatan harga seiring kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) subsidi.
"Orang selalu berasumsi kalau kenaikan harga BBM itu pasti kebutuhan pokok harganya akan naik. Kalau prediksi kami, kemungkinan besar akan mengikuti kenaikan, itu kita pastikan," ujar Sudaryono saat dihubungi MNC Portal Indonesia dikutip, Selasa (6/9/2022).
Dia menambahkan, kenaikan harga BBM turut mengerek biaya logistik dan akan merembet pada modal pedagang.
Berdasarkan catatan APPSI, peran angkutan logistik menyumbang sekitar 2-5 persen dari struktur harga kebutuhan pokok. Misalnya, beras seharga Rp10.000 sudah termasuk ongkos distribusi dari Jawa sampai ke Jakarta di kisaran Rp200-Rp300 atau sekitar 2-3 persen.
"Jadi sebetulnya biaya logistik ini kalau dibandingkan dengan struktur harga yang tercapai pada komoditi tertentu itu misalnya menyumbang tidak lebih dari 5 persen," ucapnya.
Karena faktor logistik tersebut, lanjut dia, maka para pedagang mau tidak mau menaikkan harga jualnya demi memperoleh keuntungan. Terlebih, ekonomi para pedagang pasar sangat pas-pasan. Untung yang didapat hari ini dipakai untuk keperluan harian, begitu pun seterusnya.
"Sehingga dengan adanya kenaikan BBM itu akan menaikkan biaya hidup mereka selama yang biasanya cukup untuk satu bulan tapi karena BBM-nya naik maka akan kurang. Maka jangan heran jika harga barang pokok mahal. Itu untuk menutupi kekurangan pedapatan para pedagang," kata Sudaryono.
Editor : zainal arifin
Artikel Terkait