JAKARTA, iNewsSoloraya.id - Pengusaha logistik belum satu suara untuk menaikkan tarif meskipun harga Bahan Bakar Minyak (BBM) sudah naik sejak 3 September 2022.
Ketua Umum Asosiasi Logistik Indonesia (ALI), Mahendra Rianto, mengatakan belum memutuskan kenaikan tarif logistik karena masih menghitung berapa dampak yang akan ditimbulkan dari adanya kenaikan harga bbm tersebut.
Selain itu, ALI juga akan menghitung dampak naiknya harga spare part kendaraan truk dan sektor lainnya yang akan memperngaruhi biaya pengiriman logistik.
"Kita masih menunggu dan menghitung berapa kira-kira dampak yang akan timbul kepada Chain dan Logistics cost secara kesuruhan nya dalam satu bulan setelah adanya kenaikan," katanya kepada MNC portal, Minggu (11/9/2022).
Sementara itu, Ikatan Pengusaha Cargo Nusantara (IPCN) akan menaikan minimal 20 persen ongkos pengiriman, menyusul adanya kenaikan harga bbm.
Ketua IPCN, Beni Syarifudin, menjelaskan bahwa kenaikan 20 persen masih dalam batas aman terhadap pengiriman cargo dan pelanggan.
"Kenaikan BBM membuat kami juga harus menyesuaikan kebijakan baru kepada pelanggan, sehingga kami membuat rencana kenaikan cost ongkos kirim sebesar minimal 20 persen," katanya dalam keterangan tertulis dikutip Minggu (9/9/2022).
Beni menjelaskan bahwa adanya kenaikan tarif 20 persen terhadap ongkos pengiriman akan berakibat pada UMKM khususnya petani dan pengrajin sebagai pelanggan utama cargo logistic IPCN.
IPCN memprediksi bakal ada penurunan permintaan dari pelanggan sebanyak 30-40 persen akibat adanya kenaikan tarif yang akan dilakukan IPNC.
Editor : zainal arifin
Artikel Terkait