MUNGKIN banyak yang belum tahu, Indomie goreng yang beredar di Jawa dan di Sumatra ternyata berbeda. Perbedaan itu bahkan sempat memicu perdebatan di media sosial, meski tentu dengan narasi yang lucu.
Indomie goreng yang beredar di Jawa ternyata lebih berat 5 gram dari yang sampai ke Sumatra. Jika di Jawa 85 gram, di sana cuma 80 gram. Apa konsumen di Jawa lebih lapar ya? hahaha…
Selain soal berat, ada lagi perbedaan lainnya. Dalam kemasan di Jawa, tersedia bawang goreng. Di Sumatra tidak. Ketakhadiran bawang goreng itu digantikan cabai bubuk untuk peredaran di pulau mayoritas bersuku Melayu itu.
Ini juga mengindikasikan jika cabai lebih diminati di Sumatra daripada bawang goreng. Begitu juga sebaliknya untuk konsumen di Jawa.
Perbedaan lainnya, karena tidak ada cabai bubuk, maka di Jawa tersaji saus sambal yang diplastiki bersanding dengan kecap dan minyak bawang. Di sumatra tidak ada saus sambal itu. Hanya tersaji minyak bawang dan kecap.
Beda Pasar Beda Selera
Indofood sebagai produsen Indomie mengakui kesengajaan perbedaan itu. Head of Corporate Public Relation Indofood Novi Arlaida membenarkan adanya dua jenis bumbu Indomie tersebut.
Novi menjelaskan, sebelum melempar produk ke pasar, Tim Marketing Noodle telah melakukan berbagai percobaan. Dari berbagai tes itulah didapatkan perkiraan yang paling mendekati selera opara penggemar Indomie berdasarkan daerah tinggal mereka.
‘’Jadi, kami ini cuma menyesuaikan dengan selera lokal,’’ katanya.
penyesuaian dengan lidah masyarakat itu juga yang membuat Indomie sangat terkenal lezatnya, bahkan sampai ke manca negara. Di Turki misalnya, Indomie juga sangat terkenal, dan memang ada varian yang berbeda dari yang juga beredar di negara lain.
“Memang benar Indomie goreng memiliki 2 SKU (stock keeping unit) yang disesuaikan dengan lidah masyarakat,” jelas Novi lagi.
Nah, Anda sudah pernah mencoba keduanya? Naung yang pernah menjajal kedua varian itu memang menemukan sedikit beda, meski tidak mengurangi kelezatan keduanya. Racikan dengan komposisi bumbu yang berbeda membuat kegurihan di mi goreng yang di Jawa terasa lebih tebal daripada yang di Sumatra. Ini juga sama, untuk kadar pedas, yang di Sumatra terasa lebih menggigit dikit daripada yang di Jawa, terasa pedas yang manis.
Apapun variannya, harus kita akui, mengunyah mi goreng sangat melenakan. Apalagi di musim hujan begini. Yuks ah, mariiii….
Editor : zainal arifin
Artikel Terkait