Temanggung, iNewsSoloraya.id - Produksi susu di Kabupaten Temanggung, Jawa Tengah, menurun. Hal tersebut terjadi lantaran sejumlah sapi perah didaerah tersebut terjangkit Lumpy Skin Disease (LSD) atau penyakit dengan gejala terdapat benjolan pada kulit.
Sekretaris Dinas Ketahanan Pangan Pertanian dan Perikanan Kabupaten Temanggung Esti Dwi Utami menerangkan bahwa pada masa inkubasi setelah terinfeksi, tubuh sapi bisa panas kemudian tidak mau makan dan berat badan ternak turun karena tidak nafsu makan.
"Kalau sapi perah terjadi penurunan produksi susu, kemudian juga bagi sapi betina birahinya menjadi kacau, bisa mundur bisa maju karena hormonalnya terganggu," katanya dikutip, Kamis (2/2/2023).
Dijelaskan Esti, ternak yang terinfeksi LSD, darahnya mengandung virus kemudian penyebaran penularan melalui vektor hewan-hewan penghisap darah, seperti caplak, lalat dan nyamuk.
"Kalau menggigit sapi yang sudah terinfeksi kemudian menggigit sapi yang sehat otomatis menularkan. Jadi persis orang terkena demam berdarah dengue (DBD)," katanya.
Lebih lanjut, ia menjelaskan bahwa LSD jauh lebih sedikit tingkat kematiannya dibanding penyakit mulut dan kuku.
Hewan yang terjangkit LSD bisa diobati dan bisa sembuh, asal begitu kena langsung diisolasi atau dipisahkan dalam ruang tertutup, tidak ada vektor masuk dan diobati.
Sebanyak 14 ekor sapi di Kabupaten Temanggung sudah terjangkit LSD, tersebar di enam kecamatan, yakni Bejen, Wonoboyo, Gemawang, Kandangan, Kranggan dan Kecamatan Kedu.
Editor : zainal arifin
Artikel Terkait