TAMPIL dengan busana cerah, Salma terlihat berbeda ketika menjadi penampil ke sepuluh di Spektakuler Show Indonesia Idol di RCTI, Senin malam (6/2). Dia terlihat segar dengan busana kasual itu, dan jadi tampak lebih dewasa saat menanggalkan kaca mata bulatnya. Penampilan yang sangat pas untuk lagu ‘’Dunia Tipu-tipu’’ dari Yura Yunita.
Salma tetap saja memukau. Suaranya begitu bening. Dan kemampuannya untuk dengan jelas melantunkan lagu, seperti dia berkata-kata, menjadi kekuatan yang tak terbantahkan.
Lagu Yura Yunita jadi terasa berbeda, terutama karena Salma memberi langgam yang berbeda di ujung-ujung lirik. Improvisasi di bagian akhir dan perulangan, membuat lagu ini menjadi milik Salma.
padahal, harus kita akui, Yura adalah penyanyi yang paling kuat dalam menyampaikan pesan di dalam lagunya. Yura selalu berhasil membuat pendengar merasakan apa yang dia rasakan. Larut.
Dan Salma juga memberikan rasa yang sama.
Tapi, tidak semua juri mendapatkan itu. Hanya Rossa dan juga Anang, yang memberikan standing ovation.
‘’Suara kamu tidak tipu-tipu. Aman, nyaman,’’ kata David.
‘’Harusnya ini ada kerapuhan. Itu yang tidak aku dapatkan. Terlalu indah, amat bagus, amat hebat. Cuma aku ingin lebih aja…’’ jelas BCL, memberikan alasan mengapa dia tidak berdiri.
Tapi, menyanyikan lagu ‘’Dunia Tipu-tipu’’ bukanlah puncak penampilan Salma. Beberapa waktu kemudian, Salma justru mendapatkan lima standing ovation, dan juga Tangis. Dan itu semua karena pancingan Boy Wiliam.
Semua Terharu
Salma yang kangen dengan orang tuanya, ternyata menciptakan sebuah lagu, dan dia nyanyikan siang di sesela latihan. Boy yang amat tahu kangennya Salma, meminta dia menyanyiikan lagu ciptaannya itu. Maka, sembari menahan isak, terlantunlah semua kekangenan itu.
Di sini, Salma memberi keindahan yang amat bening. Lagunya terjiwai dengan sepenuh-penuhnya, dengan kedalaman lirik yang tak hanya ungkapan cinta, tapi juga terimakasih kepada orang tua. Salma dengan sangat sopan, mendendangkan kekangenan dan keberterimakasihan itu menyusup ke benak pendengar, menjadikan pengalamannya sekaligus menjadi pengalaman bersama.
Dan benarlah, di depan orang tua, kita menjadi pribadi yang rapuh. Nada dan lirik yang digemakan Salma, membuat kerapuhan itu terasa sekali. Tampaknya benar, orang tua banyak sekali mengajarkan kepada kita, tapi satu yang tak mereka ajarkan, bagaimana kita hidup tanpa mereka.
Salma mengudarakan ketergantungan kita pada mereka.
Maka, di kamera itu, terlihat Judika terisak. Berkali ulang dia melepas kaca mata, untuk mengusap air mata yang meleleh.
Rossa bahkan mengejapkan matanya, dan membiarkan air mata tumpah, berleleran sampai ke bibirnya. Ada isak yang dia tahan, yang menyebabkan gigil di lehernya, menjatuhkan lagi bening air matanya.
Anang yang menunduk, juga terdiam. Dia pasti menahan sedu, dan menghindari kamera.
BCL, meninggikan kepalanya, usaha yang sia-sia untuk menahan tangis. Matanya tetap saja basah.
Di sudut paling kanan, David Bayu terdiam. Tapi tampak dia juga menyapukan jarinya ke ujung mata.
Dan di panggung, di akhir lagu, Salma melepaskan kangennya, dengan jatuhnya air mata. Dan ia makin terisak, saat melihat kelima juri justru berdiri, dan memberikan standing ovation atas lagu ciptaannya itu.
‘’Aku merasakan sungguh apa yang kamu rasakan, Salma. Aku juga anak rantau, seperti kamu. Tidak semua tahu apa yang kita rasakan…’’ ucapnya, sembari membiarkan matanya yang basah.
Rossa lalu menjelaskan, menjadi aktris, dan tampil di panggung, tidak semudah yang tampak. Banyak sekali yang mereka korbankan, yang mereka pertaruhkan. Apalagi untuk sebuah kontenstasi sebesar Indonesian Idol.
Di ujung semua tangis itu, Boy memberi penegasan bahwa Salma masih harus menahan diri, menahan kekangenan itu, karena dia yakin Indonesian idol masih akan menahannya untuk terus berkompetisi lagi. Yakin Boy, Salma masih akan lama di ajang itu. Semoga.
Editor : zainal arifin
Artikel Terkait