Ketua Pokja Pemberdayaan Masyarakat Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) Kota Bandung Yunimar Mulyana menyampaikan, dari 5.843 kasus HIV/AIDS yang sudah diketahui, sebanyak 11,11 persennya berasal dari kalangan ibu rumah tangga.
“Ini menjadi PR kita agar para ibu tersebut mau memeriksakan dirinya. Bahkan, di Kota Bandung juga ada anak yang terjangkit HIV sekaligus juga terkena stunting karena ibunya tidak mau diperiksa dan minum obat,” ucap istri Wali Kota Bandung Yana Mulyana ini.
Yunimar berharap, para ibu hamil penyintas HIV/AIDS minimal mau meminum obat antiretroviral (ARV). Karena pihaknya masih menemukan ibunya tidak mau minum obat sehingga anaknya tertular.
Generasi emas 2045 bisa dipersiapkan mulai dari sekarang. Sehingga bisa terhindar dari stunting dan HIV/AIDS. Sebab merekalah yang nantinya akan memimpin bangsa dan menjadi harapan masa depan.
“Hal terpenting sebenarnya agar ibu hamil yang mengidap HIV mau minum obat agar bayinya tidak tertular. Ini merupakan isu yang harus kami terus infokan kepada masyarakat Kota Bandung,” tambahnya.
Technical Consultant UNAIDS Indonesia, Bagus R. Prabowo menjelaskan, jika bicara mengenai HIV 10 tahun lagi, bukan lagi berbicara mengenai negara Afrika, tapi negara di bawahnya yang justru angka prevalensinya rendah salah satunya Indonesia. “Asia akan jadi the next Afrika karena pengobatannya paling rendah. Berbeda dengan Afrika yang sekarang pengobatannya sedang dikejar. Indonesia saat ini berada di rangking 4 dari bawah,” ungkapnya.
Menurutnya Bagus, strategi berupa slogan sudah lagi tidak 'masuk' untuk generasi sekarang. Strategi yang lebih baik saat ini dia istilahkan dengan menyodorkan 'wastafelnya'.
Paparkan apa yang terjadi, jangan merasa tabu untuk membahas hal tersebut. Apalagi infeksi menular seksual (IMS) itu tinggi di kalangan ibu-ibu karena suaminya 'jajan'.
Editor : zainal arifin
Artikel Terkait