Semarang, iNewsSoloraya.id - Di tengah meningkatnya tensi perpolitikan menjelang Pemilu 2024, tokoh agama terkemuka Indonesia, Gus Mus, menyerukan kepada masyarakat untuk tidak larut dalam dinamika politik yang kencang. Ia menekankan pentingnya menjaga persatuan dan kemanusiaan dalam menghadapi pilihan presiden dan wakil presiden.
Gus Mus menyampaikan pesannya saat berbicara di Silaturahmi Kebudayaan yang diselenggarakan oleh Forum Wartawan Pemprov dan DPRD Jateng di TBRS Semarang pada Jumat (12/1) malam. Dalam kesempatan tersebut, ia mengingatkan bahwa kondisi politik yang intens dapat mengakibatkan pembelahan masyarakat dan disintegrasi bangsa.
"Perpolitikan ini begitu kenceng, jadi masyarakat digiring seolah seperti sekarang ini. Padahal lima tahunan wis biasa, kalau disikapi berlebihan akal budi dan nurani kita lewat gak bisa mikir lagi karena terlalu ke sana," ungkap Kiai asal Rembang tersebut.
Gus Mus juga mengajak masyarakat untuk tetap menjaga hubungan baik meskipun memiliki pilihan politik yang berbeda. Ia menyoroti perilaku saling menjelekkan yang kerap muncul dalam menghadapi pilihan capres-cawapres.
"Jangan sampai gara-gara beda pilihan politik jadi renggang. Persatuan dan kemanusiaan itu pokok, adakah prinsip yang lebih mulia dari itu?" tanya Gus Mus dalam sebuah pertanyaan retoris.
Pria yang juga dikenal sebagai seorang seniman puisi, Gus Mus membacakan puisi berjudul "Apakah Kau Terlalu Bebal, atau Aku Terlalu Peka" yang membahas tentang Palestina dan menyampaikan pesan kemanusiaan. Ia menyinggung pula perilaku politisi dan korupsi dalam puisinya.
Terlepas dari dinamika politik, Gus Mus menanggapi santai keterlibatan tokoh agama dan seniman dalam politik praktis. Ia menyatakan bahwa hal tersebut adalah fenomena biasa dan manusiawi.
"Jangankan Seniman, ustaz juga ada yang eror. Hanya saja kita berupaya jangan sampai semuanya eror," tandasnya.
Gus Mus menegaskan bahwa dirinya tidak akan terlibat dalam politik praktis dan tidak memberikan dukungan kepada siapapun. Ia menyoroti pula kurangnya kreativitas bangsa Indonesia dalam mengangkat budaya sebagai panglima, mengingat pentingnya budaya yang mengedepankan rasa.
Ketua FWPJT Damar Sinuko, mengatakan, acara ini merupakan amanah dari Gus Mus langsung agar masyarakat tidak meninggalkan ke-Indonesia-annya di masa Pemilu ini.
Selain Gus Mus, sejumlah budayawan kenamaan hadir dalam acara tersebut, diantaranya Sutanto “Mendut”, Nasirun, Timur Sinar Suprabana, Sosiawan Leak, Beno Siang Pamungkas, Triyanto Triwikromo dan grup Rebana “Laila Majenun”. Penyair Sutardji Calzoum Bachri berhalangan hadir karena sakit.
Editor : zainal arifin
Artikel Terkait