Elektabilitas Bambang Pacul Tertinggi di Hasil survei Indikator Politik Indonesia

Ardi
Bambang 'Pacul' Wuryanto. Foto: ist

Semarang, iNewsSoloraya.id - Hasil survei Indikator Politik Indonesia (IPI) yang berjudul "Siapa Kuat di Jawa Tengah?: Dinamika Elektoral Jelang Pilkada" itu dilakukan pada rentang wantu 10 hingga 17 Juni 2024, terdapat hasil yang menarik, yang berbeda, pada berbagai simulasi. Para tokoh bergantian menduduki posisi tertinggi, meski nama Bambang Pacul selalu meraih yang pertama sebagai bakal calon dari PDI-Perjuangan. 

Dalam simulasi terbuka (top of mind), bahkan tidak ada satu pun tokoh politik yang meraih elektabilitas dominan. Uniknya, dalam simulasi ini, Taj Yasin hanya mendapatkan 4,3 persen, sedangkan Bambang Wuryanto meraih 4,1 persen. Kaesang sendiri yang namanya acap disebutkan dalam berbagai survei, dalam simulasi terbuka meraih elektabilitas di bawah Bambang Pacul, hanya sekitar 4 persen.

"Dari sejumlah nama, tidak ada yang elektabilitasnya dominan. Itu terlihat dari hasil simulasi top of mind, belum ada tokoh yang elektabilitasnya lebih dari 10 persen,” kata pendiri Indikator Politik Indonesia, Burhanuddin Muhtadi. 

Survei tersebut dilakukan menggunakan metode random sampling kepada 800 responden dari seluruh Kabupaten/Kota di Jawa Tengah dengan wawancara tatap muka. Survei ini memiliki toleransi kesalahan (margin of error) kurang lebih 3.5 persen.

Sementara itu, dalam survei Litbang Kompas, elektabilitas Bambang Wuryanto menjadi yang tertingi di antara Kader PDI Perjuangan yang digadang-gadang layak ikut dalam proses pemilihan Gubernur Jateng 2024. Berdasarkan survei Litbang Kompas, Ketua DPD PDI-P Jawa Tengah itu meraih elektabilitas 3,3 persen. Angka 3,3 persen itu terhitung cukup tinggi mengingat dalam survei itu, posisi tertinggi hanya 7 persen yang diraih bakal calon non-partai politik.

Meski menjadi peringkat pertama di antara kader PDI-P, peneliti Litbang Kompas  M Toto Suryaningtyas menilai bahwa posisi PDI-P dalam pilkada Jateng mulai mendapaatkan persaingan sengit dari kubu nasionalis lain. 

"Di 2019 itu terakhir, di 2024 sudah mulai terganggu oleh partai-partai nasionalis yang lain. Partai-partai nasionalis yang lain mulai mengambil porsinya PDI-P. Ada Gerindra, Nasdem, Demokrat, selain juga Golkar karena mereka kan partai lama yang cukup mengakar," kata Toto sebagaimana dikutip dari Kompas (18/7/2024).

Survei itu dilakukan melalui wawancara tatap muka pada periode 20 sampai 25 Juni 2024. Jumlah responden sebanyak 500 orang yang dipilih secara acak menggunakan metode pencuplikan sistematis bertingkat di 35 kabupaten/kota di Jateng. Tingkat kepercayaan survei itu mencapai 95 persen dengan margin of error sekitar 4,4 persen dalam kondisi penarikan sampel acak sederhana.

Editor : zainal arifin

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network