get app
inews
Aa Read Next : Jelang Vonis Sambo Jatuh, Polisi Ketatkan Keamanan Sidang

Bjorka, yang Muncul dan yang Hilang

Kamis, 22 September 2022 | 20:18 WIB
header img
Bjorka, siapa dia?

SIAPA BJORKA? Kok bisa dia mendapatkan informasi yang demikian penting? Apakah dia bekerja sendiri? Atau ada tim, dan yang memberikannya akses ke semua data negara itu? Atau, jangan-jangan dia adalah sosok yang sebenarnya tak ada?

Siapa Bjorka? Mungkinkah dia bekerja sendirian? Adakah penyandang dananya? Siapa yang diuntungkan dengan munculnya Bjorka? Atau, siapa yang dirugikan?

Siapa Bjorka? Ke arah mana sebenarnya semua tujuan dari postingannya? Apakah dapat dilihat dia terafiliasi dengan kekuatan politik tertentu, dan menguntungkan pihak itu?

Itulah pertanyaan-pertanyaan yang ramai saat ini, seiring dengan makin populer dan viralnya sosok Bjorka. Seakan, dengan munculnya Bjorka, negara tengah dalam bahaya. Sehingga, sosoknya jadi fokus utama, dan menjadi pusat perhatian semesta. Padahal, Menteri Mahfud MD sudah menyatakan, tak ada data penting yang berhasil disadap Bjorka. Jadi, kita, juga negara, seharusnya tidak beraksi berlebihan, apalagi menempatkannya menjadi fokus utama.

Sebabnya sederhana. Jika kita melihat dengan lebih tenang, maka akan terlihat beberapa celah yang membuat sosok Bjorka ini tidak penting-penting amat, selain untuk gimmick dunia perhackeran.

Pertama, waktu kemunculan Bjorka terlalu cantik dan indah. Dia muncul di tengah kita tersandera dengan peristiwa besar yang menimpa kepolisian, dengan kasus mega skandal Sambo. Saat masyarakat berharap ada kemajuan dari kasus Sambo yang nyaris dua bulan, dan berkutat dari rumor ke rumor, tanpa ada kejelasan, berkembagn ke arah yang liar, kok tiba-tiba Bjorka muncul.

Saat tekanan kepada kepolisian, bahkan Nazwa Shihab menyatakan betapa lambat polisi menyelesaikan kasus Sambo, tiba-tiba viral kasus Bjorka. Seperti ada yang sengaja memunculkan sosok ini, memobilisasi informasi tentang sosoknya, dan lalu mengorkestrasi sehingga muncul ‘’narasi kegentingan’’ karena ada rahasia besar negara yang akan diungkapkan.

Negara dalam bahaya, begitu kira-kira yang menghajar benak kita. Bjorka berhasil menyadap bukan saja dara dari Kemenkominfo, bahkan sampai surat-surat dari BIN kepada Presiden. Ini seram. Merncengangkan. Ditambah bumbu, data-data dari tokoh politik pun tersadar dan siap disebar. Beberapa nama disebutkan, dari Luhur, Cak Imin, sampai Puan Maharani.

Orkestrasi dan mobilisasi info tentang betapa ‘’saktinya’’ Bjorka ini pun membuat jagad maya teralihkan. Fokus yang semula ke Sambo, tentang keinginan warga terhadap reformasi di tubuh kepolisian jadi teralihkan dengan ‘’kepentingan yang lebih besar’’, rahasia negara yang digenggam pihak luar. Ada bahaya yang lebih besar, ada kasus yang lebih penting untuk dituntaskan. Begitulah ‘’narasi yang dibenamkan ke benak kita’’. Dan ini bukanlah sesuatu yang tiba-tiba, tapi tentu hadir dengan strategi dan kekuatan massa di dunia maya.

Kemunculan Bjorka juga ditabrakkan dengan kegerakan warga atas naiknya BBM. Ketika warga geram, mahasiswa protes, kegetiran melanda, dan hajad hidup orang banyak mulai terganggu, Bjorka pun muncul. Sama seperti perhatian kita yang teralihkan dari Sambo, kini kita pun teralihkan dari kasus BBM yang naik. Entah ada kolerasi atau tidak, namun munculnya Bjorka ini sudah membuat fokus dan tuntutan kita pun berubah.

Kedua, tak terbukti ada data yang disadap Bjorka yang sangat vital dan membuat kita khawatir. Yang keluar selama ini hanya data diri yang biasa, tidak seperti ancamannya. Bjorka hanya memosting sesuatu yang ‘’tidak penting’’, jika menyangkut rahasia negara. Memang bocornya data-data pribadi itu sudah sebuah celah yang seharusnya tidaki terjadi. Tapi, mengaitkan bocornya data itu dengan ancaman pada negara, terasa terlalu berlebihan. Lebay kata anak sekarang.

Netizen lalu ribut tentang data yang ‘’dibocorkan’’ yang ternyata Luhut belum vaksin booster. Dan netizen heboh. Umpan yang diberikan Bjorka, disambut dan diviralkan. Yang kemudian ternyata data itu dibantah Luhut, yang bahkan telah empat kali vaksin.

Tampak, ini sepertinya hanya persoalan menciptakan keramaian dan keriuhan semata. Tak ada hal lain kecuali netizen dan warga umum dipaksa untuk teralihkan perhatiannya.

Ketiga, ini yang lucu, ditangkapnya ‘’Bjorka’’ yang salah, yang cuma lulusan SMA dan pedagang. Tertangkapnya ini memang menjadi kelucuan, pastilah memancing komentar banyak karena terlalu janggal dan menggelikan. Netizen pun menyambar itu sebagai ketidakberhasilan polisi mengidentifikasikan siapa Bjorka sebenarnya dan asal tangkap. Netizen lupa, keramaian akan salah tangkap itu juga membuat kita kembali memiralkan sesuatu yang tidak penting dan lalai pada hal-hal lain yang lebih penting untuk kehidupan bangsa ini.

Tiga hal di atas saja sudah membuat kita bertanya-tanya, apakah masih penting untuk terus mencari-cari dan menebak sosok Bjorka? Selama dia belum memberi bocoran data penting apa yang berhasil dia sadap, marilah kita anggap Bjorka ini hanya guyonan semata. Marilah kita fokus pada agenda penting bangsa ini, seperti reformasi di berbagai institusi.

Biarkan saja Bjorka, tapi jangan biarkan Sambo, dan hal-hal lainnya menyangkut pengelolaan negara. Itu saja.

Editor : zainal arifin

Follow Berita iNews Soloraya di Google News Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut