(2) Saudah binti Zam’ah
Saudah berayahkan Zam’ah bin Qois bin Abdi Wud, beribukan As-Syamus bintu Qois bin Amr. Secara nasab, ibunya merupakan sepupu Abdul Muthalib dari jalur ibu. Sehingga Saudah dengan Abdullah (ayah Nabi) adalah bersepupuan.
Menikah dengan nabi, Saudah adalah janda. Sebelumnya, dia bersuamikan Sakran bin Amr, yang termasuk golongan pertama memeluk Islam. Tanpa suami, Saudah yang menjada di usia 50 tahun itu menjadi sosok yang rentan.
Pernikahan Nabi Muhammad dengan Saudah sebenarnya bukan datang dari niatnya sendiri, melainkan inisiatif dari Khaulah binti Hakim, sahabat Sayyidah Khadijah. Pada saat itu, Khaulah merasa prihatin dengan Nabi Muhammad yang hidup sendiri setelah wafatnya Khadijah, dan kemudian sang paman. Sementara, Saudah juga harus dilindungi dari fitnah kaum musyrik Mekah karena kejandaanya. Jadi, kloplah pernikahan keduanya.
Saat menikah dengan Nabi, Saudah sudah memiliki 6 anak dari Sakran.
Tak banyak catatan tentang Saudah. Dari sedikit cerita itu, tersebutkan Saudah adalah sosok yang sangat pintar bercerita atau mendongeng. Dia juga punya selera humor yang tinggi. Acap kali dia menceritakan kisah lucu, hanya untuk menghibur Nabi yang tengah galau atau banyak pikiran.
Saudah misalnya, pernah bercerita kepada Nabi tentang ruku nabi yang cukup lama, sedangkan dia saat itu tengah mimisan. Saudah yang takut darah dari hidungnya akan jatuh, maka memencet hidungnya selama ruku itu. Dan berharap segera ruku itu selesai, karena dia pun susah bernapas akibat memencet hidung itu.
Nabi yang mendengar cerita Saudah, dan membayangkan betapa lucunya sang istri yang salat sembari memencet hidung, tertawa berderai. Hilang semua gundah di wajahnya, yang membuat Saudah juga senang dan hilang cemas.
Editor : zainal arifin