"Pak ini susah, karena tanahnya ini ada di tengah gini, saya enggak bisa. Masalahnya apa? Sama-sama negaranya, makanya tadi yang penting saya bisa perbaiki, ini cafe ini juga kita bangun untuk disabilitas," ungkap Risma.
Merespon hal tersebut, staf lain mengeluhkan kondisi saat ini membuat mereka tak bisa membangun SLB. Risma pun berjanji untuk membangunkan ruangan tambahan bagi para siswa SLB.
"Saya tambahkan (ruang kelas), ini dibangun sebelum saya, ini dibangun untuk anak-anak disabilitas (keberadaan kafe dan tempat untuk lapangan kerja) bukan untuk saya," tambah Risma.
Negosiasi tersebut pun berlangsung alot dan sulit mencapai titik temu. Akhirnya Risma pun sujud di kaki pengajar tunanetra tersebut.
"Kita juga bukan untuk kepentingan pribadi bu," ujar pengajar itu.
"Makanya bu, kata saya kita berbagi," ujar Risma.
"Tapi tolong direalisasikan [janji hibah lahan]," kata pengajar itu.
"Saya sujud," ujar Risma dan langsung sujud ke kaki pengajar itu.
Editor : zainal arifin
Artikel Terkait