Seminar World Leprosy Day, Dr. Renni: Pentingnya Edukasi Mengenai Penyakit Kusta Lewat Media Digital

Tim iNewsSoloRaya.id
Seminar World Leprosy Day, KSMHI dan PERDOSKI Cabang Semarang Goes to Campus Undip. Foto: ist

SEMARANG, iNewsSoloraya.id - Saat ini, Indonesia menempati peringkat ketiga terbesar di dunia dengan jumlah pengidap kusta sebanyak 10.976, setelah Brasil dengan 18.318 kasus, dan India dengan 75.394 kasus. 

Kondisi ini tidaklah membanggakan, namun menjadi tantangan bagi Kelompok Studi Morbus Hansen Indonesia (KSMHI) dan Perhimpunan Dokter Spesialis Kulit dan Kelamin Indonesia (PERDOSKI) Cabang Semarang untuk menggelar kegiatan Goes to Campus di Universitas Diponegoro (Undip) dengan tema "Bersama Wujudkan Indonesia Bebas Kusta" pada Seminar World Leprosy Day, yang diadakan pada Kamis, 9 Maret 2023.

Kegiatan tersebut mengundang narasumber Dr. dr. Renni Yuniati SpKK MH FINSDV FAADV, yang merupakan Dosen Fakultas Kedokteran Undip dan Dokter di RSUP Kariadi Semarang, dan Dr. dr. Liza Afriliana SpKK FINSDV, yang juga Dosen di Fakultas Kedokteran Undip. 

Ketua PERDOSKI Cabang Semarang, Dr. Yosef Ferdinand Rahmat Sugiyanto SpKK, mengungkapkan bahwa sekitar 100 mahasiswa dari Fakultas Kedokteran Undip, termasuk Kedokteran Umum, Keperawatan, Gizi, dan Kedokteran Gigi, hadir dalam kegiatan tersebut.

"Seminar ini tentu saja bertujuan mengedukasi kepada peserta, agar ilmu yang didapatkan mampu diimplementasikan dalam kehidupan masyarakat," ucapnya. 

Tujuan dari seminar ini adalah untuk memberikan edukasi kepada peserta, sehingga ilmu yang didapatkan dapat diimplementasikan dalam kehidupan masyarakat. Dr. Rahmat mengatakan bahwa seminar ini akan diadakan secara rutin setiap tahunnya, dengan harapan agar Indonesia dapat terbebas dari kusta.

"Ayo gandengkan tangan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang kusta. Ingat penderita tidak untuk dijauhi, namun kita bantu kesembuhannya. Mari bersama-sama wujudkan Indonesia bebas kusta," pungkasnya. 

Dalam paparan materinya, Dr. Renni menyampaikan bahwa kegiatan seminar ini bertujuan untuk saling bertukar informasi terkait penyakit kusta, serta untuk mengajak peserta agar dapat bersama-sama menuntaskan penyakit tersebut di Indonesia. 

Dr. Renni juga menekankan pentingnya edukasi mengenai penyakit kusta dan menyarankan penggunaan media digital sebagai sarana untuk membuat konten edukasi dan mensosialisasikannya kepada masyarakat luas.

"Sekarang itu serba digital, hal itu tentu bisa dimanfaatkan kita untuk membuat konten edukasi dan mensosialisasikannya kepada masyarakat luas, sehingga mereka paham," pungkasnya. 

Sementara itu, narasumber lainnya, Dr. Liza, menyampaikan bahwa masyarakat tidak perlu panik menghadapi penyakit kusta, karena penyakit tersebut dapat disembuhkan. Ia menekankan pentingnya diagnosis, pemahaman mengenai penularan, dan upaya pencegahan dan eliminasi penyakit kusta di Indonesia. 

"Tidak usah panik, kuncinya lakukan diagnosis, pemahaman penularan, kemudian kita bisa lakukan pencegahan dan eliminasi penyakit kusta di Indonesia," ungkapnya.

Dr. Liza juga menegaskan bahwa untuk mewujudkan Indonesia bebas kusta, peserta harus terus semangat belajar dan memperdalam ilmunya.

"Kusta tidak akan hilang, jika kita tidak mempelajari ilmunya. Maka, terus giat belajar supaya Indonesia bebas kusta," pungkasnya.

Editor : zainal arifin

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network