SRAGEN, iNewsSoloraya.id - Sebagai industri persepsi, pariwisata mau tidak mau harus bersandar pada citra yang lahir dan dibentuk dari pengalaman para wisatawan yang mengunjungi destinasi wisata. Citra dan penilaian itu akan menimbulkan tiga krisis yakni reputasi, sumber daya manusia (SDM), dan infrastruktur.
Oleh itu dibutuhkan manajemen dan strategi penangangan krisis agar destinasi wisata tersebut tetap menarik di mata wisatwan. Ada empat fase manageman krisis yang harus diketahui stakeholder dan pelaku wisata yakni kesiapsiagaan dan mitigasi, fase pemulihan, dan fase normalisasi.
Sedangkan staretegi yang harus diterapkan saat menangani krisis yakni dengan defentif, adaptif, dan dinamis.
Hal itu disampaikan oleh Direktur PT Kuasa Kata Media Muhammad Aulia Assyahidin saat menjadi narasumber di "Bimbingan Teknis (Bimtek) Manageman Krisis di Destinasi Wisata", yang diadakan di Ndayu Park, Kabupaten Sragen, Minggu (26/3/2023).
Aulia menambahkan untuk pemulihan krisis tersebut maka diperlukan sinergitas pemerintah pusat dan daerah. "Serta adanya kolaborasi lima unsur yakni Academician (Akademisi), Business (Bisnis), Community (Komunitas), Government (Pemerintah) dan Media (Publikasi Media)," katanya.
Bimtek tersebut terlaksana berkat kerjasama Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) dan DPR RI, acara itu diiniasi oleh Wakil Ketua Komisi X DPR RI Agustina Wilujeng Pramestuti SS, MM.
Saat menghadiri kegiatan tersebut Agustina Wilujeng memberikan kuis kepada 100 peserta yang hadir, dalam kuis tersebut peserta diminta untuk menyebutkan nama destinasi wisata dan makanan khas Kabupaten Sragen.
Acara yang dihadiri oleh Direktur Tata Kelola Destinasi, Deputi Bidang Pengembangan Destinasi dan Infrastruktur Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) Indra Ni Tua tersebut berlangsung gayeng, dan nampak para peserta mengikuti secara antusias hingga akhir acara.
Editor : zainal arifin
Artikel Terkait
