Semarang, iNewsSoloraya.id - Komisi X DPR RI dan Komite Nasional Pemuda Indonesia Jawa Tengah (KNPI Jateng) mendorong kalangan akademisi secara terus-menerus melaksanakan penelitian yang bermanfaat untuk dunia industri.
Hal tersebut disampaikan Wakil Ketua Komisi X DPR RI Agustina Wilujeng Pramestuti, SS, MM, dalam seminar nasional "Kolaborasi Akademik dan Politik Guna Wujudkan Jawa Tengah yang Lebih Ciamik" di Kampus Undip, Semarang, Sabtu (10/6).
Agustina Wilujeng mengatakan sebenarnya kolaborasi akademik dan politik di Jateng sudah berjalan namun tidak maksimal, terutama dalam pembuatan materi-materi rencana pembangunan jangka panjang dan rencana pembangunan jangka menengah.
"Untuk 20 tahun dan 5 tahun, (perkembangannya) kurang. Contoh di Boyolali ada sapi bagus banget. Produktivitas susu dan daging tinggi," kata Agustina Wilujeng.
Ketika sapi disembelih sebenarnya kulitnya bisa dimanfaatkan secara ekonomis. Namun selama ini penyamakan kulit sapi selama ini import. Menurutnya hal ini karena tidak adanya penelitian yang dapat membuktikan bahwa kulit Sapi Boyolali bisa jadi suatu benda berkualitas bagus.
"Padahal kulit sapi ini bisa jadi tas dan sepatu yang lebih baik," jelasnya.
Padahal, kata dia, Pemprov dan Pemerintah Kabupaten mengucurkan banyak dana untuk mendukung penelitian dunia akademik.
"Sebenarnya ada penelitian tapi berhenti. Penelitiannya hanya sebatas apa dan bagaimana. Ini penelitian teknis. Belum ada penelitian yang dibawa ke Industri," ucap dia.
Oleh karena itu dia mendorong Gubernur bersama Walikota/ Bupati untuk mengencangkan kebijakan penelitian mendalam soal potensi alam dan modal yang ada sehingga ada hasil nyata.
"Potensi embrio di Jateng sebenarnya ada. Tapi embrio terus selama 20 tahun terakhir. Ini keran penelitian sudah dibuka dan sekarang saatnya penelitian bermanfaat untuk masyarakat dan industri," terang dia
Menurutnya jika penelitian bisa "gol" bermanfaat maka ada sejumlah dampak positif untuk kampus perguruan tinggi.
Hal yang sama disampaikan oleh Ketua KNPI Jateng Casytha Arriwi Kathmandu. Menurut Casytha mahasiswa atau kaum muda semestinya bisa berkolaborasi dengan politik. Karena politik lah yang mengatur kehidupan sehari-hari.
"Politik itu bukan suatu hal yang jelek. Tapi politik bisa mengubah apa yang terjadi di masyarakat," imbuhnya.
Pihaknya mendorong kalangan akademisi untuk aktif penelitian dan menyodorkan hasilnya ke kalangan politik untuk menjadi sebuah peraturan perundangan atau yang sejenisnya yang idela untuk diterapkan di masyarakat.
Dalam seminar ini, hadir ratusan mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi.
Editor : zainal arifin
Artikel Terkait