Semarang, iNewsSoloraya.id – Peristiwa penganiayaan yang melibatkan oknum TNI terhadap seorang relawan Capres-Cawapres Ganjar-Mahfud menjadi perhatian serius, mengundang kecaman dari berbagai pihak, termasuk Agustina Wilujeng Pramestuti, Ketua Tim Pemenangan Daerah (TPD) Jateng Ganjar-Mahfud, dan Bendahara DPD PDIP Jateng, Agustina.
Ketua Tim Pemenangan Daerah (TPD) Jateng Ganjar-Mahfud, Agustina Wilujeng Pramestuti, secara tegas mengecam peristiwa tersebut dan menjamin bahwa keluarga korban akan mengawal laporan ke Detasemen Polisi Militer (Denpom).
"Kalau memang relawan kami salah, suara knalpotnya mengganggu, kan bisa ditegur atau diamankan sesuai prosedur hukum. Tidak dengan tindak kekerasan," ujar Agustina pada Sabtu, 30 Desember 2023.
Bendahara DPD PDIP Jateng, Agustina, juga menyampaikan ketidaksetujuannya terhadap kekerasan yang dialami relawan Ganjar-Mahfud.
Insiden ini sangat disesalkan oleh pihak yang terlibat dalam kampanye Ganjar-Mahfud, terutama karena terjadi di tengah-tengah upaya untuk menjadikan pemilu dan pilpres sebagai pesta demokrasi yang menyenangkan. Agustina mengekspresikan keprihatinannya atas kejadian tersebut, menyatakan bahwa hal ini mencoreng upaya mereka, terutama karena pelakunya diduga merupakan oknum aparat.
Video penganiayaan yang viral di media sosial, terutama di Twitter, menunjukkan sejumlah orang yang diduga oknum TNI melakukan pemukulan terhadap seorang pengendara motor.
Pemotor tersebut merupakan relawan Capres-Cawapres Ganjar-Mahfud yang usai mengikuti suatu acara di Boyolali. Para oknum TNI mencegat korban di traffic light Sonolayu, Boyolali, karena knalpot motor korban dianggap tidak sesuai standar dan bersuara keras.
Agustina, menyampaikan dari tujuh orang yang terluka, lima di antaranya sudah diperbolehkan pulang dan dua lainnya masih dirawat di RSUD Pandan Arang Boyolali pada Minggu (31/12/2023).
Pada hari Senin (1/1/2024) dari 5 yang pulang, satu diantaranya kembali masuk rumah sakit karena mengalami pendarahan, tambah Agustina.
Menanggapi kehebohan di media sosial, Kapuspen TNI Brigjen Nugraha Gumilar mengakui adanya penganiayaan oleh oknum tersebut.
"Oknum tersebut saat ini dalam proses pemeriksaan Denpom Surakarta," ungkap Kapuspen TNI. Meskipun demikian, rincian peristiwa masih menunggu penjelasan lebih lanjut dari Kodam setempat.
Kepala Penerangan Kodam IV Diponegoro, Kolonel Richard Harison, menyatakan bahwa pihaknya masih melakukan pendalaman dan penyelidikan terkait kasus tersebut.
"Kodam masih mendalami dan menyelidiki terkait kasus penganiayaan terhadap dua orang sipil yang diduga dilakukan oleh beberapa oknum anggota TNI AD," kata Kolonel Richard Harison.
Publik menantikan perkembangan lebih lanjut terkait kasus ini dan proses hukum yang akan diambil oleh pihak berwenang. Skandal ini menjadi sorotan karena melibatkan oknum TNI dan berpotensi merusak citra institusi militer di mata masyarakat.
Editor : zainal arifin
Artikel Terkait