get app
inews
Aa Read Next : Ganjar Sebut Solo Memang Spesial

Resmikan Flyover Ganefo, Ganjar Didemo Warga

Jum'at, 14 Oktober 2022 | 07:17 WIB
header img
Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo (Foto: Nino)

Semarang, InewsSoloraya.id - Ketika akan meresmikan flyover Ganefo, Kamis (13/10) kemarin, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo kaget lantara didemo warga. Mereka menuntut dibukanya jalan utama yang ditutup akibat proyek flyober Ganefo. 

Aksi demo ini  diprakarsai oleh Ketua Fraksi PDIP DPRD Demak, Busro.  

Permohonan warga agar jalan utama tetap dibuka sudah dilakukan sejak bulan Februari, namun sampai Ganjar meresmikan flyover Ganefo, akses jalan itu masih ditutup. Meski Ganjar jengkel karena acara peresmiannya diganggu aksi demo, dia tetap berjanji akan membantu membuka akses jalan utama tersebut.

Flyover Ganefo Mranggen dibangun pemerintah untuk mengurangi kemacetan lalulintas dan angka kecelakaan di perlintasan kereta. Namun proyek flyover dinilai justru menutup akses utama warga Desa Kebangarum dan Kalianyar, Kecamatan Mranggen, Kabupaten Demak. 

“Biasanya akses keluar-masuk desa, warga cukup menyeberang di perlintasan kereta. Setelah ada bangunan flyover jalan itu ditutup, warga harus memutar sejauh 1,5 kilometer,” kata Busro. 

Dia mengatakan, penutupan perlintasan kereta juga mengakibatkan meruginya para pedagang dan UMKM setempat. Apa yang disarankan Ganjar, kata dia, sudah dilakukannya bersama warga, namun tetap belum berhasil.  

Penutupan jalan merurugikan lebih dari 3000 warga, bahkan dampaknya akan membuat miskin secara massal. Sementara itu, Ganjar Pranowo mengatakan siap mengawal aspirasi masyarakat terkait ditutupnya akses jalan di bawah flyover Ganefo, Mranggen.

Persoalan tersebut saat ini sedang dikomunikasikan Ganjar dengan Kementerian Perhubungan dan PT KAI.

"Kita butuh dialog, kalau ada masalah sampaikan saja kepada Gubernur. Ini demo karena tidak komunikasi terus momennya diambil. Mbok ya ngomong sama saya, nanti saya urus," kata Ganjar. 

"Prosesnya kan musti sampai menteri ya sudah, terus kalau cuma surat-suratan tidak bisa. Pasti akan ada kajiannya. Maka tadi saya sampaikan kepada warga nanti saya urus. Mana yang sifatnya administrasi, mana teknis. Nanti kita ajak komunikasi sehingga semuanya biar berjalan dengan baik. Nggak ada yang nggak bisa dirembug, pasti ada," katanya. 

Menurutnya, setiap pembangunan pasti akan ada beberapa dampak, termasuk yang dikeluhkan oleh warga. Maka dari itu komunikasi intens dengan Kementerian Perhubungan dan PT KAI terus dilakukan guna melakukan mitigasi dan mencari solusi penyelesaian. 

"Tadi permintaannya kan agar tetap bisa dipakai gitu kan. Nanti kita cek, yang penting jangan sampai mengganggu transportasinya. Simple saja sebenarnya. Kalau ditutup lewatnya mana, kalau dibuka bagaimana," ujarnya. 

Dia menjelaskan flyover Ganefo Mranggen itu dulu dibangun juga atas dasar permintaan masyarakat agar lalu lintas di sekitar perlintasan kereta api itu tidak macet. Flyover sepanjang 780 meter itu dibangun menggunakan anggaran APBD senilai Rp109 miliar. 

"Flyover kan juga permintaan warga. Kalau dulu ini nggak dibangun ya kira-kira lebih sulit lagi transportasinya. Jadi ayo dijaga bersama dan semoga bisa bermanfaat untuk semua," kata Ganjar.

Editor : zainal arifin

Follow Berita iNews Soloraya di Google News Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut