Di dalam toilet tersebut terdapat 4 ruang di mana salah satu pintu tertutup. Ia pun memilih masuk ke ruang di sebelah ruang tertutup itu.
Saat selesai buang air dengan posisi masih berjongkok, Isfi merasa melihat handphone dari ruang sebelahnya. Posisi lensa kamera tersebut juga menghadap ke arah dirinya. Isfi segera keluar dari kamar kecil dengan perasaan kaget dan kalut.
Bagian bawah dinding antarkamar kecil di toilet tersebut memang terbuka, sehingga setiap pengguna dapat melihat bagian kaki pengguna di sebelah.
"Sambil cuci tangan, saya terus bertanya-tanya, apakah benar apa yang saya lihat. Saya ketuk-ketuk pintu kamar paling kiri, tak ada yang menyahut, tak ada aktivitas apapun di dalam dan gak bisa dibuka. Saya tunggu dengan dagdigdug, tapi orangnya nggak keluar-keluar,” tuturnya.
Saat melihat satpam dan petugas KAI, Isfi segera meminta bantuan. Ia menyampaikan dugaan pelecehan yang dialaminya dan meminta dicek siapa yang ada di dalam. Petugas melapor kepada Kepala Stasiun Ciamis dan pimpinan tersebut segera menemuinya, lalu meminta Isfi menjelaskan kronologi kejadian.
Isfi bersama petugas sekuriti (satpam), petugas KAI, dan Kepala Stasiun, kemudian menunggu keluarnya orang yang masih berada di toilet di dekat pintu masuk/keluar. Petugas sekuriti tidak berani masuk ke dalam, dengan alasan kuatir ternyata ada perempuan yang ada di dalam kamar kecil tersebut.
Setelah menanti cukup lama, akhirnya seorang oknum petugas cleaning service berinisal AS keluar dari toilet wanita. Ketiga petugas yang menemani Isfi cukup terkejut melihat keluarnya laki-laki tersebut, dan memanggil nama orang tersebut serta menanyakan sedang apa di dalam toilet perempuan.
Editor : zainal arifin
Artikel Terkait