(1) Khadijah binti Khuwailid
Ayahnya Khadijah adalah Khuwailid bin Asad bin Abdul Uzza. Ibunya adalah Fatimah bintu Zaidah bin Al-Asham. Khadijah memang keturunan keluarga amat terpandang.
Merujuk jurnal berjudul ‘’The Position and Participation of Khadijah in Developing Da'wah in Islam at the First Period', Khadijah merupakan wanita pilihan yang dikenal atas sifat luhurnya, berasal dari keturunan yang baik, dan cantik.
Khadijah juga dijuluki Ath Thahirah yang berarti suci juga mulia.
Kisah ‘’percintaan’’ Muhammad dan Khadijah dimulai jauh sebelum Nabi mendapatkan wahyu. Saat itu, sebagai sosok yang dikenal pribadi jujur, Muhammad menjalin relasi atau mitra dagang dengan khadijah. Khadijah sebagai saudagar kaya memang acap memberikan hak perdagangan ke khalifah dengan sistem bagi hasil atas keuntungan. Dan Muhammad muda pun mengajukan diri sebagai mitra.
Banyak kisah menyebutkan, dalam kemitraan itu, Muhammad SAW ditemani oleh budak Khadijah bernama Maisarah. Nah, lewat Maisarah inilah kesaksian muncul, bahwa Muhammad SAW amat jujur dalam perniagaannya, tapi uniknya juga selalu untung. Keuntungan yang didapatkan dari kerelaan pembeli untuk membayar lebih.
Setelah kembali, Maisarah pun menceritakan hal itu kepada Khadijah, yang membuatnya amat terkesan. Dan kian lama kemitraan itu berjalan, dari kesan baik yang panjang, Khadijah pun jatuh cinta. Lalu, saudagar matang ini pun mengutus sahabatnya, yang juga masih kerabat Nabi, Mafisah binti Ummayyah untuk ‘’nembung’’ Muhammad SAW.
Singkat cerita, Muhammad SAW bersetuju untuk menikah, dan lalu mengutus paman beliau, Hamzah bin Abdul Muthalib menghadap Khuwailid bin Asad untuk melamat Khadijah. Gayung bersambut, pernikahan pun terselenggara.
Editor : zainal arifin