SRAGEN, iNewsSoloraya.id - DI usianya yang terbilang masih muda, Lucas Oscara Trisnanda, SM, mantap memilih jalur politik untuk membantu dan memperjuangkan masyarakat luas. Oka sapaan akrabnya maju sebagai calon legislatif dari PDI Perjuangan Dapil V Kabupaten Sragen, Jawa Tengah, pada Pemilu 2024 mendatang.
Oka mengaku tertarik berpolitik karena dapat bertemu banyak orang dengan karakteristik dan dinamika masing-masing.
"Ini jadi pengalaman baru untuk saya, dan hal ini ingin saya perjuangkan secara maksimal. Sekarang ini saya diberi kesempatan dan peluang, kalau kita tidak manfaatkan semaksimal mungkin ya sangat disayangkan. Sebab peluang itu tidak datang untuk kedua kali," ujarnya.
Putra bungsu Harini Krisniati tersebut, dengan lugas menyampaikan meski belum memiliki pengalaman berpolitik namun Ia menganggap ibunya merupakan mentornya.
"Dulu orang tua saya pernah mencalonkan diri menjadi calon Walikota Semarang pada tahun 2009. Dan saya banyak belajar dari situ, dan saat ini saya diberi kesempatan untuk mencalonkan diri sebagai anggota legislatif di Sragen," kata pria kelahiran 14 Maret 1996 itu.
"Pengalaman ibu saya, jadi koreksi saya agar bisa mendalami berpolitik itu seperti apa dan belajar politik yang sepatututnya dilakukan," sambungnya.
Anggota Dewan Pembina Universitas Pandanaran Semarang itu menyampaikan hingga kini, dirinya selalu mendapatkan bimbingan dalam hal politik dari ibunya.
"Sampai sekarang saya selalu dibimbing ibu, ketika saya melangkah seperti ini saya selalu konsultasi dengan beliau. Kadang-kadang ada langkah saya yang kurang tepat, beliau ikut mengoreksi," imbuhnya.
Suami dari Tania Putriani Kusuma itu sangat mengagumi sosok ibunya yang pernah menduduki jabatan tinggi di pemerintah Kota Semarang.
"Saya selalu belajar dari ibu, seperti saat beliau bertemu dan berdiskusi dengan banyak orang. Dan dari apa yang saya lihat dan diajari oleh ibu itu yang selalu saya coba terapkan saat bertemu dengan warga," ungkapnya.
Ia juga mengaku selalu mengingat pesan yang disampaikan ibunya bahwa setiap individu harus memiliki nilai.
"Kata ibu saya, kita tidak boleh bekerja hanya berpatokan kepada uang. Namun kita harus memiliki nilai, bila patokannya itu maka uang yang akan dengan sendirinya menghampiri kita," katanya.
Selain ibunya, Oka menambahkan mentornya dalam dunia politik adalah Agustina Wilujeng Pramestuti, SS, MM, yang kini menjabat sebagai Bendahara DPD PDI Perjuangan Jawa Tengah dan juga Wakil Ketua Komisi X DPR RI.
"Selain ibu, mentor saya dalam poltik adalah Ibu Agustina Wilujeng Pramestuti. Sedikit banyak saat saya melihat beliau, seperti saat saya melihat ibu saya di masa muda. Saya sering dapat wejangan dan ilmu dari beliau, apa yang disampaikan ke saya itu sangat berharga sekali," ungkapnya.
Oka meyakini dengan selalu dimentori ibu dan para seniornya di PDI Perjuangan serta dilandasi niat tulusnya akan membuatnya mampu menjalankan tugas-tugasnya sebagai anggota legislatif Kabupaten Sragen bila terpilih nanti.
Ingin Gaet kaum Milenial Sragen
Menjadi bagian kaum milenial, membuat Oka ingin menggaet para generasi muda di Kabupaten Sragen khususnya di Kecamatan Sambirejo. Ia ingin mendorong para generasi muda itu untuk menempuh pendidikan tinggi agar bisa berguna untuk masa depan mereka khususnya dalam bekerja dan bekarya.
Penyuka olah raga tinju itu juga mengingatkan bahwa generasinya sudah waktunya ikut andil dan terlibat dalam pembangunan nasional. "Terutama generasi saya, era 90-an itu sudah harus berani ikut andil dalam pembangunan nasional. Maka saya ingin menggandeng mereka, untuk bersama memajukan Sragen," ucapnya.
Oka menandaskan, para kaum muda Sragen lah yang harusnya mempunyai keinginan dan kewenangan akan membawa ke mana daerah mereka kedepannya. "Andil mereka sangat dibutuhkan, mau dibawa ke mana Sragen ini kedepannya," sambung pria lulusan SMAN 15 Semarang itu.
Sebagai bagian dari kaum muda, ia mengingatkan agar mereka tidak mudah mengeluh.
"Meskipun hingga kini saya masih banyak belajar perihal konsistensi, namun sebagai bagian dari kaum muda saya akan tetap konsisten dengan apa yang saya perjuangkan. Nah konsistensi ini sering kali dicontohkan ibu saya, beliau saja yang perempuan tidak pernah sambat (mengeluh) capek atau apapunlah kata sambat tak pernah terucap dari ibu saya," kenangnya.
Hal itulah yang juga menjadi pemicu Oka, apalagi dirinya sebagai seorang laki-laki.
"Saya paling minim itu kata-kata sambat, mengeluh ataupun umpatan baik itu umpatan lelah atau kesal. Karena saya melihat, saya belum menunjukkan usaha semaksimal mungkin, kenapa saya berani mengeluh. Hal itu juga sebetulnya mempengaruhi mindset kita. Kalau lelah ya kita tinggal istirahat, tidak perlu melebar kemana-mana menyalahkan keadaan. Sebab itu tidak ada gunanya, apalagi kita selalu menyalahkan keadaan tapi kita sendiri tidak ada upaya untuk mengubah itu semua," pungkas pria yang pernah menempuh sekolah di Al Azhar 14 Semarang itu.
Editor : zainal arifin