SEMARANG, iNewsSoloraya.id - Majelis Ulama Indonesia Jawa Tengah (MUI Jateng) mengingatkan seluruh lapisan masyarakat untuk menjauhi praktik politik identitas menjelang Pemilu 2024, mengingat politik identitas dapat membahayakan persatuan.
Ketua MUI Jateng, KH Ahmad Darodji, menyatakan bahwa Pemilu 2024 adalah pesta demokrasi bagi masyarakat. Oleh karena itu, hal-hal negatif seharusnya tidak muncul dalam perhelatan demokrasi tersebut.
"Politik identitas NO! Intoleransi juga NO!," kata Darodji, ditemui Kantor MUI Jateng, Komplek Masjid Baiturahman, Jalan Pandanaran, Semarang, Jumat (19/5).
Darodji menegaskan bahwa semua pihak yang terlibat dalam Pemilu seharusnya memberikan pemahaman mengenai politik identitas kepada masyarakat. Dengan demikian, masyarakat akan memiliki pemahaman dan mampu menjauhi politik identitas.
"Siapapun kandidat dalam Pemilu 2024, politik identitas jangan muncul!," tegasnya.
Selain itu, Darodji juga berharap kepada para pemuka agama agar tidak menyebarkan politik identitas dalam khutbah atau kegiatan keagamaan. Menurutnya, politik identitas dapat merusak persatuan masyarakat.
"Politik identitas ini bahaya, bisa memecah belah persatuan," ujar dia.
Darodji juga memberikan pesan kepada calon presiden, calon wakil presiden, calon legislatif, dan lain sebagainya agar menyampaikan program-program yang akan mereka jalankan jika terpilih, bukan menyuarakan politik identitas.
"Sampaikan apa saja programnya. Jangan politik identitas. Karena ini pesta, jangan sampai berujung pada petaka," imbuhnya.
Ia mencatat bahwa saat ini politik identitas belum muncul, namun perlu diantisipasi mengingat masa kampanye akan segera dimulai.
"Ini perlu diantisipasi. Sebentar lagi masa kampanye. Kalau dibiarkan, bisa muncul," tandas dia.
Editor : zainal arifin