Di Mbok Galak, Lidah pun Belajar Lagi tentang Arti Kenikmatan

Abi Langit
sate kambing

Warung penuh. Asap juga menebal, menguarkan bau daging kambing dan kecap, yang membuat irama di perut langsung bersahutan. Untunglah,  di bagian belakang, di seberang jalan, ada ruangan yang masih kosong. Kami pun mengitar di situ.

Maka, sate buntel segera dipesan. Plus gule. Lalu tengkleng, lalu sate. Plus tongseng. Semua paket dobel. Minum satu warna, jeruk panas. Niatnya satu: siang hari ini harus gemobyos. Hahaha…

Dan tak berselang lama, makanan datang. Panas. Mengepul. Benar-benar menggoda selera di siang yang amat terik.

Mariung, kami mencoba semuanya. Astazim, endes surendes. Enak surenak. Moi tenan rasanya. Di sini, kegalakan itu ternyata pilihan sendiri. Kita yang kemudian meracik sambal, untuk menyesuaikan dengan kemampuan lidah menyerah pedas. Di meja memang disediakan lombok yang astazim galaknya. Lombok raja suwetan tenan.

Tengkleng Mbok Galak memang juara. Dikucuri jeruk dan adukan sambal, lidah seperti menemukan sahabat rasa, meski level pedas membuat seakan ada asap yang keluar dari telinga. Endez surendez, wuenaknya. Apalagi, tulang lunak di pinggiran telinga, makin membuat kegiatan makan seperti diskusi: kita hati-hati dan teliti sekali menguyah dan menikmatinya, hahaha…

Makan pun seperti ritual ibadah. Khusuk. Nikmat. 

Editor : zainal arifin

Halaman Selanjutnya
Halaman : 1 2 3

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network