Jadi, jangan heran jika para pengunjung berlomba menangkap momen itu dengan kamera, dan menjadikan kanvas Tuhan sebagai latar belakang.
‘’Saya sudah dua kali ke sini. Sebelumnya menjelang senja, wuih, indah sekali. Langit seperti gadis remaja yang jatuh cinta, kemerahan dengan matahari yang pelan-pelanm terbenam. Pagi ini, langit seperti habis mandi, hujan membuatnya terlihat bersih sekali. Semua saya videokan,’’ kata Rinai, salah satu pengunjung, yang kali kedua ini mengajak keluarganya.
Antre Makan
Rinai tidak berlebihan. Nyaris setiap sudut resto ini layak sebagai objek foto. Di sudut belakang kanan, ada pondokan kecil, memberi aksentuasi yang manis. Di sisi kanannya, terpapar kolam kecil penuh ikan mas, yang kecipakannya memberikan nada-nada tersendiri bagi pengunjung. Apalagi ketika para pengunjung memberi makan, cukup membayar Rp 5000, maka gelepar ikan yang berlomba menjeput makanan, makin memberi warn pada pagi berkabut itu.
Berkonsep resto penuh kayu, Tungkubumi terlihat menjaga warna Jawa secara maksimal. Namun, pengunjung tetap dimanjakan dengan kelengkapan resto modern. Parkir yang luas, meja-meja yang terasa hommy karena tak bersesakan, stop kontak tersedia banyak, dan wifi yang juga kencang. Pokoknya betah berlama, berkemera tanpa perlu takut ponsel kehabisan daya. Mushola ada, toilet juga bersih. Playground untuk anak-anak pun tersedia.
Bagaimana dengan makanannya?
Editor : zainal arifin