Dengan konsep semacam itu, dapat dibayangkan tentu makanan rumahan, lauk ndeso yang tersaji. Tak terlalu beragam, tapi cukup untuk menghangatkan perut. Lodeh ada, oblok-oblok tersedia, telur dadar pasti, sop, gereh layur, dan juga oseng daun pepaya. Itu menu yang siap saji. Resto ini juga menyediakan sate kambing, opor, tengkleng, tongseng, rawon, dan lainnya, serta aneka minuman.
Rasanya? Harganya?
Menu rumahan tentulah tidak mengecewakan. Seperti masakan ibu di rumah. Tak membosankan, selalu menemukan tempat di lidah kita. Harga juga tentulah tidak mahal. Tak sampai Rp 50.000 untuk seporsi dengan lauk lengkap, plus minumnya.
Jika pun ada yang kurang asik, cuma satu: pengunjung kudu sabar mengantre, terutama jika di jam makan siang. Bisa panjaanggg dan lamaaa. Ini karena area mengambil makanan dan membayar di satu garis, sehingga proses menghitung dan membayar menahan para penunjung yang lain.
‘’Harusnya dibuat mekanisme sehingga pengunjung tidak harus antre begini. Tidak elok, jadi berdesakan dan lama. Yang bawa anak kecil atau orang tua, jadi kasihan juga,’’ keluh Sinta, pengunjung dari Salatiga.
Nah, Anda yang ingin memanjakan mata dan lidah, layak segera menuju ke Tungkubumi. Buka sejak pukul 10.00 sampai 22.00, Anda boleh membetahkan diri di sana, mulai pagi sampai senja, dari langit memucat jingga, membiru, lalu memerah senja, sampai gelap jelaga. Yakinlah, keindahan saja yang akan terasa.
Editor : zainal arifin