Sungguh sebuah persahabatan dan kemengertian yang luar biasa.
Sosok Cerdas dan Kritis
Panggilan sayang Rasulullah kepada Aisyah adalah al-Khumaira, yang kemerah-merahan. Ini karena kulit Aisyah yang putih menyebabkan pipinya gampang sekali bersemu merah, terutama jika saat bersama Rasulullah.
Selain cantik secara fisik, Aisyah terkenal punya ingatan fotografis, seperti spon yang menyerap apapun yang pernah dikatakan dan atau dilakukan Rasulullah. Tak heran jika para sahabat, sepeninggal Nabi, acap menjadikan Aisyah sebagai tempat bertanya.
Abu Musa Al-Asy’ari menyatakan, "Tidaklah kami para sahabat Muhammad SAW bingung dalam suatu hadis, niscaya kami bertanya kepada Aisyah, dan pasti kami dapati pengetahuan padanya tentang hal itu.”
Selain pengingat ucapan dan tindakan Rasulullah, Aisyah juga mahir dan matang ketika melakukan ijtihad dan meneliti berbagai permasalahan. Dia juga mampu menyimpulkan hukum atas peristiwa yang baru. Aisyah juga menjadi penengah pertikaian di antara kelompok umat Islam sepeninggal Nabi Muhammad.
Umar bin Khattab pernah menasihati anaknya, Hafshah, yang juga menjadi istri Rasulullah, agar tak menaruh kecembruuan pada sosok Aisyah. Sebagaimana tertulis dalam The Greatest Woman in Islam karya Sulaiman an-Nadawi, Umar berkata, "Janganlah engkau cemburu terhadap orang yang kecantikan dan kebaikannya dicintai Rasul."
Mendengar nasihat Umar kepada Hafshah itu, Nabi Muhammad hanya tersenyum, yang berarti membenarkan betapa berharganya sosok Aisyah di hati Rasulullah.
Editor : zainal arifin
Artikel Terkait