Ustaz Mahyaruddin Salim juga pernah menceritakan tentang kecemburuan Aisyah ini, tatkala Rasulullah tiba di rumah, dan dia mencium aroma madu di bibir Nabi.
Aisyah pernah berkata, "Rasulullah SAW senang madu dan sesuatu yang manis-manis. Setiap kali selesai melakukan shalat Ashar beliau biasanya menemui istri-istrinya. Tatkala datang giliran Hafshah, beliau lama sekali berada di sisinya sehingga kecemburuanku muncul."
Hafshah, seperti juga Aisyah, adalah istri Rasulullah yang juga anak dari sahabatnya, umar bin Khattab.
Aisyah juga pernah cemburu pada Zainab, istri nabi lainnya. Dalam sebuah riwayat, Aisyah berkata, ".. Dialah Zainab binti Jahsy yang selalu bersaing denganku untuk mengambil tempat di hati Rasulullah SAW." (HR. Muslim).
Untuk kecemburuan-kecemburuan Aisyah ini, Rasulullah biasanya hanya tersenyum. Namun, ketika kecemburuan itu tersebutkan untuk Khadijah, istri pertamanya, Rasullah menegur Aisyah dengan perkataan yang lembut.
"Tidak! Allah tidak memberikan pengganti untukku yang lebih baik darinya. la sungguh-sungguh beriman tatkala orang-orang mengingkariku. la membenarkanku ketika orang-orang mendustakanku. la membantuku dengan harta bendanya, di saat orang-orang menjauhi dan memboikotku. Darinya Allah mengaruniakan anak kepadaku," bela Nabi menanggapi kecemburuan Aisyah.
Aisyah bahkan pernah mendatangi rumah istri-istri Nabi karena Rasulullah tak berada di sampingnya padahal itulah malam yang menjadi haknya. Aisyah lupa bahwa itu adalah malam Nisfu Syakban.
Editor : zainal arifin
Artikel Terkait